Jakarta – Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) diprediksi akan bangkit menguat seiring pulihnya kekhawatiran pasar terhadap corona virus di dunia.
Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra kepada infobanknews menjelaskan, suntikan dana dari bank sentral Tiongkok ke pasar telah meredakan kecemasan pasar terhadap pelambatan ekonomi di Tiongkok karena virus dan memicu sentimen positif tersebut.
“Sentimen pasar berubah menjadi positif kemarin hingga pagi ini yang mendorong penguatan aset-aset berisiko termasuk rupiah,” kata Ariston di Jakarta, Rabu 5 Febuari 2020.
Sebagai informasi, bank sentral Tiongkok menyuntikkan 1,2 triliun yuan ($ 174 miliar) ke dalam sistem keuangan karena bank sentral berupaya untuk memastikan likuiditas yang cukup. Selain itu, penanganan pemerintah Tiongkok yang intensif untuk melokalisir wabah dan mencari vaksin virus juga memberikan sentimen positif.
Sebagai informasi, pada perdagangan pagi hari ini (5/2) Kurs Rupiah berada di level Rp13.699/US$ posisi tersebut menguat bila dibandingkan pada penutupan perdagangan kemarin (4/2) yang masih berada di level Rp13.715/US$.
Sedangkan berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, (5/2) kurs rupiah berada pada posisi Rp13.717/ US$ terlihat menguat dari posisi Rp13.760/US$ pada perdagangan kemarin (4/2). (*)
Editor: Rezkiana Np