Jakarta – Perbankan terus mengantisipasi adanya dampak pelemahan ekonomi akibat dari virus corona terhadap penyaluran kreditnya. Beberapa pelaku perbankan bahkan menyebut, penyaluran kredit sektor Pariwisata diprediksi akan terpukul paling dalam akibat menurunnya wisatawan.
Presiden Direktur CIMB Niaga, Tigor M. Siahaan mengatakan, pihaknya telah mengantisipasi hal terebut dengan melakukan uji ketahanan perbankan atau biasa disebut dengan stress test.
“Kita masih lakukan stress testing secara menyeluruh. Tapi tentu saja kalau kita lihat yang paling berdampak sekali (kredit) sektor pariwisata. Kita lihat wisman luar negeri sangat berkurang hari ini,” ujar Tigor ketika ditemui di Kompleks Bank Indonesia (BI) Jakarta Kamis 5 Maret 2020.
Sejalan dengan pendapat tersebut, Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar pun menyebut sektor Pariwisata memang menjadi fokus perbankan untuk dapat diantisipasi pelemahannya akibat virus corona. Meski begitu, keduanya percaya stimulus yang dilakukan Pemerintah akan membuat ekonomi tetap tumbuh dan stabil.
“Kita ga besar ya (dampaknya) tidak banyak. Tapi yang harus cepat dibantu (kredit) itu sektor hotel, wisata dan restoran. Banyak yang kecil kecil. Jangan keburu dia tutup terus kita bantu,” kata Royke.
Sebagai informasi saja, sepanjang tahun 2019, Bank Mandiri telah menyalurkan KUR Rp260 milliar kepada 3,410 debitur pelaku usaha terkait kepariwisataan di 5 destinasi wisata super prioritas. Penyaluran KUR Bank Mandiri 2019 sendiri sebesar Rp25,02 triliun atau sebesar 100,09% dari target yang ditetapkan, yakni Rp25 triliun. Seluruh penyaluran tersebut dilakukan secara hati-hati sehingga berhasil menjaga rasio kredit macet (NPL) KUR di angka 0,44%.
Sementara CIMB Niaga sepanjang tahun lalu, masih membukukan penyaluran kredit senilai Rp194,2 triliun atau naik 3,1% yoy, pertumbuhan kredit tersebut terutama dikontribusikan oleh pertumbuhan pada kredit konsumer. (*)
Editor: Rezkiana Np