Bank Mega Cetak Laba Bersih Rp2 Triliun pada 2019

Bank Mega Cetak Laba Bersih Rp2 Triliun pada 2019

Jakarta — PT Bank Mega Tbk (Bank Mega) mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun 2019. Bank di bawah naungan CT Corp ini berhasil membukukan laba setelah pajak sebesar Rp2 triliun, tumbuh 25 persen dari Rp1,6 triliun pada 2018.

Sementara perolehan laba sebelum pajak tercatat Rp2,5 triliun, tumbuh 25 persen dibanding raihan tahun sebelumnya sebesar Rp2 triliun. 

Direktur Utama Kostaman Thayib mengungkapkan, bahwa di tengah kondisi perekonomian yang cukup menantang kinerja Bank Mega tumbuh menggembirakan dan berhasil melampaui target bisnis yang telah ditetapkan dan berada di atas rata-rata pertumbuhan industri.

“Laba sebelum pajak tercatat sebesar Rp2,5 triliun atau tumbuh sebesar 25 persen jika dibandingkan dengan kinerja periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp2 triliun dan dan berada di atas pertumbuhan industri, yaitu sebesar 7 persen,” tukasnya dalam Public Expose Bank Mega di Menara Bank Mega, Kamis (5/3/2020). 

Total aset berhasil mencapai Rp101 triliun atau naik 20 persen dibanding tahun 2018 yang sebesar Rp84 triliun.

Pada tahun 2019, kredit Bank Mega tumbuh sebesar 25 persen menjadi Rp53 triliun dari periode yang sama pada tahun 2018 sebesar Rp42 triliun. “Pertumbuhan ini tercatat di atas rata-rata industri perbankan sebesar 6 persen,” tutur Kostaman.

Dia menjelaskan, pendorong utama pertumbuhan kredit Bank Mega adalah kredit korporasi yang menempati porsi terbesar atau 44 persen dari total kredit Bank Mega, disusul oleh joint-financing sebesar 29 persen dan kartu kredit sebesar 15 persen.

Kredit korporasi juga memiliki pertumbuhan terbesar dibanding segmen lainnya sebesar 51,27 menjadi Rp23,19 triliun dari Rp15,33 triliun pada tahun 2018. Sementara itu, kredit joint-financing tumbuh 14,37 persen menjadi Rp15,36 triliun dari Rp13,43 triliun pada periode yang sama tahun 2018. Kredit Retail dan Komersial tumbuh 14,06 persen menjadi Rp6,65 triliun dari Rp5,83 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Sedangkan kinerja kartu kredit Bank Mega pada tahun 2019 juga mengalami pertumbuhan sebesar 2,23 persen dibanding pencapaian tahun sebelumnya, yaitu menjadi Rp7,88 triliun dari Rp7,71 triliun.

Dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Mega tumbuh 20 persen menjadi Rp73 triliun dari Rp61 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Namun secara komposisi masih didominasi oleh produk Deposito, tetapi Kostaman menyebut produk Tabungan tumbuh 5,93 persen jika dibanding dengan tahun sebelumnya menjadi Rp12,50 triliun dari Rp11,80 triliun.

Pertumbuhan bisnis tersebut juga menjadikan kinerja operasional tumbuh positif. Pendapatan operasional bersih meningkat sebesar 30,53 persen dari Rp1,95 triliun menjadi Rp2,55 triliun. Sementara pendapatan bunga bersih tercatat naik sebesar 1,98 perse menjadi sebesar Rp3,58 triliun dari sebelumnya sebesar Rp3,51 triliun. 

Adapun rasio keuangan perseroan tercatat Rasio Beban Operasional dibandingkan Pendapatan Operasional (BOPO) juga membaik menjadi 74,10 persen, atau turun 3,68 persen dari 2018. “Yang menunjukkan langkah efisiensi yang diterapkan manajemen berjalan tepat sasaran. Program transformasi menuju otomasi dan digitalisasi mulai membuahkan hasil,” ucap Kostaman. 

Dari sisi rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 23,68 persen, rasio kredit terhadap DPK (LDR) sebesar 69,67 persen. Return on asset (ROA) dan return on equity (ROE) masing-masing di level 2,9 persen dan 14,9 persen. (*)

Related Posts

News Update

Top News