Jakarta – Bank Indonesia (BI) memperkirakan, pertumbuhan ekonomi di 2017 dapat menyentuh pada kisaran 5%-5,4% yang ditopang oleh meningkatnya permintaan domestik dan pulihnya kinerja ekspor sejalan dengan membaiknya harga-harga komoditas ekspor Indonesia.
“Ada perkembangan global yang cukup menggembirakan yakni adalah harga komoditas yang membaik, selain batubara, harga komoditas seperti timah, tembaga dan nikel, itu smua mengalami kenaikan,” ujar Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Juda Agung di Jakarta, Kamis, 15 Desember 2016
Selain itu, kata dia, perekonomian nasional yang memasuki fase pemulihan di 2017, ditandai dengan kondisi sektor korporasi yang membaik dan dukungan pembiayaan yang diperkirakan kembali meningkat, baik dari kredit perbankan maupun pembiayaan pasar modal.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi di 2016 diperkirakan mencapai 5% (yoy), atau meningkat jika dibandingkan dengan 2015 yang tercatat sebesar 4,8%. Menurut Juda, perekonomian Indonesia menunjukkan kinerja yang membaik ditopang oleh permintaan domestik yang tetap terjaga.
Pertumbuhan ekonomi yang membaik tersebut, lanjut Juda, didukung oleh konsumsi dan investasi, khususnya bangunan, yang tercatat cukup kuat. Sementara itu, ekspor masih mengalami kontraksi, meskipun mulai membaik pada Triwulan IV-2016.
“Harga komoditas yang membaik Ini mendorong perbaikan ekspor kita yang naik cukup signifikan. Sehingga kami perkirakan pertumbuhan ekonomi di kuartal IV 2016 sudah ada dorongan dari ekspor yang membaik, karena riilnya juga meningkat,” tutupnya. (*)