Penyaluran KUR Lewat e-Commerce Lebih Fleksibel

Penyaluran KUR Lewat e-Commerce Lebih Fleksibel

Jakarta – Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mendorong perdagangan elektronik atau e-commerce untuk dapat ikut menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Penyaluran KUR melalui e-commerce dinilai lebih terdata dan memudahkan masyarakat (fleksibel).

Dengan ikutnya industri e-commerce seperti Tokopedia dan Bukalapak dalam penyaluran KUR melalui e-commerce, maka nantinya akan memudahkan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk mendapatkan pembiayaan yang akan mendorong berkembangnya UMKM.

“Nah ini (e-commerce) adalah alat yang bagus (perfect tool). Misalnya rumahnya dimana, pendapatannya berapa bidang usahanya apa, ada semua. Jadi lebih memudahkan untuk proses KYC nya (Know Your Customer),” ujar dia di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat, 6 Oktober 2017.

Selain memudahkan calon debitur untuk mendapatkan pembiayaan KUR, kata dia, penyaluran KUR melalui e-commerce juga dapat mendorong data-data si debitur lebih update. Namun demikian, debitur tersebut harus terkoneksi dan terdaftar di perusahaan e-commerce tersebut.

“Inikan bagian daripada pemberian kredit. Dalam prosesnya, datanya informasinya lebih baik daripda datang sendiri, kalau datang sendirikan repot. Harus ditanya pendapatannya berapa tergantung jawabannyakan itu. Nah kalau inikan data terecord semua,” ucapnya.

Terlebih, lanjut dia, penyaluran KUR yang nilainya kecil-kecil seperti Rp25 juta Rp50 juta tentu akan membuat kewalahan bagi perbankan dalam proses KYC-nya. Oleh sebab itu, pihaknya mendorong e-commerce untuk meringankan perbankan dalam proses penyaluran KUR tersebut kepada masyarakat.

“Silahkan saja encourage, saya encourage bank dan platform untuk kerjasama. Kan sama kalau lewat mereka misalkan rumahnya dimana, penghasilannya berapa. Itu datanya ada semua. Proses KYC yang perfect tool,” paparnya.

Rencana pemerintah yang akan kembali menurunkan suku bunga KUR dari 9 persen menjadi 7 persen, tentu menjadi peluang tersendiri bagi perusahaan e-commerce jika memang bisa menjadi mitra bank dalam penyaluran KUR. Hal ini tentu menjadi potensi tersendiri bagi industri e-commerce.

Semntara saat ini perusahaan e-commerce seperti Tokopedia dan Bukalapak mampu menampung sekitar 2 juta merchant yang tersebar di lebih dari 5.600 kecamatan di seluruh Indonesia yang 80 persen di antaranya merupakan para UKM-UKM baru.

Asal tahu saja, dari target penyaluran KUR sebesar Rp110 triliun pada 2017, realisasi KUR sampai dengan Agustus 2017 telah mencapai Rp61,14 triliun atau sudah mencapai 55,6 persen dari target penyaluran KUR yang telah disalurkan kepada 2.734.490 debitur.

Dalam rangka mencapai target penyaluran KUR sebesar Rp110 triliun pada 2017, sejumlah langkah yang diambil pemerintah antara lain penambahan Bank Penyalur KUR yakni dengan mengikutsertakan Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) sebagai penyalur KUR seperti Koperasi dengan menyelenggarakan sosialisasi dan pendampingan KUR.

Selain bekerjasama dengan Kemenko Perekonomian, Bank Penyalur KUR dan Perusahaan Penjamin KUR, Kementerian Koperasi dan UKM juga bekerjasama dengan Pemerintah Daerah dengan melakukan kegiatan pendampingan kepada UKM untuk mengakses kredit melalui KUR. (*)‎

Related Posts

News Update

Top News