Peningkatan Inflasi Inti Indikasikan Tingginya Permintaan

Peningkatan Inflasi Inti Indikasikan Tingginya Permintaan

Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat komponen inti pada Februari 2022 mengalami peningkatan inflasi sebesar 0,31%. Jika dihitung pada tahun berjalan, tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari–Februari) 2022 mencapai sebesar 0,72%, lebih besar dari bulan sebelumnya, 0,42%

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Setianto menjelaskan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (Februari 2022 terhadap Februari 2021) mencapai sebesar 2,03%. Ia menilai, peningkatan inflasi ini menunjukkan permintaan yang masih tinggi pada komoditas-komoditas inflasi inti.

“Apakah ini tanda konsumsi masyarakat membaik? Terkait dengan konsumsi atau harga harga komoditas inti biasanya digunakan sebagai indikator untuk melihat apakah konsumsi masyarakat semakin meningkat atau menurun. Kalau kita lihat terjadi inflasi inti, tentu saja permintaan terhadap komoditas-komoditas inflasi inti masih cukup tinggi,” ucap Setianto, Selasa, 1 Maret 2022.

Baca juga : Perang Rusia-Ukraina Pengaruhi Komoditas RI

Lebih jauh, Setianto menjelaskan ada beberapa komoditas dominan yang mendorong inflasi inti. Komoditas-komoditas tersebut, yaitu sewa rumah, sabun deterjen, upah asisten rumah tangga, kendaraaan mobil, serta emas perhiasan.

Ia menjelaskan, komoditas-komoditas ini menjadi penahan deflasi yang terjadi pada Februari 2022. Adapun BPS mencatat pada bulan ini deflasi mencapai 0,22%.

Sementara itu, pada Februari 2022 tercatat  deflasi sebesar 0,02 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 108,24. Dari 90 kota IHK, 53 kota mengalami deflasi dan 37 kota mengalami inflasi. Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya beberapa indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,84 persen serta kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,04 persen.(*)

 

Editor: Rezkiana Nisaputra

Related Posts

News Update

Top News