Jakarta – Ekonom dan Financial Market Specialist, Lucky Bayu Purnomo menilai potensi delisting saham PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) masih terlalu jauh, dikarenakan kinerja perseroan menunjukkan perbaikan dalam kondisi keuangannya.
“Itu masih terlalu dini. Untuk mencapai proses delisting ada beberapa tahapan,” kata Lucky Bayu dikutip, 11 Mei 2025.
Lebih jauh dia menjelaskan, hingga saat ini masih terdapat pekerjaan proyek yang tengah diambil Waskita, sehingga menunjukkan kinerja perseroan terus membaik. Sebelumnya, Waskita menyebutkan, terdapat 68 proyek berjalan yang dikelola sepanjang 2024, total nilainya mencapai Rp44,7 triliun.
Baca juga: Waskita Bawa Angin Segar bagi Investor Pasar Modal
Lucky pun bilang, restrukturisasi yang dilakukan oleh Waskita turut menjadi angin segar bagi perseroan agar bisa kembali ke pasar modal.
Sebagai informasi, sebelumnya pada 2024 telah menyelesaikan proses restrukturisasi dengan mendapatkan persetujuan dari 22 kreditur perbankan Master Restructuring Agreement (MRA) dan Kredit Modal Kerja Penjaminan (KMKP) 2021 dengan nilai outstanding sebesar Rp31,65 triliun, skema itu sudah efektif sejak 17 Oktober 2024.
Restrukturisasi yang dilakukan pada Obligasi Non-Penjaminan senilai Rp3,35 triliun juga telah mendapatkan persetujuan atas tiga seri obligasi.
Lucky pun menyarankan agar Waskita banyak mengambil proyek strategis dan efektif dalam meningkatkan kinerja keuangan. Sehingga, bisa kembali lagi ke pasar modal.
“Jadi sumber pendapatan waskita pekerjaan proyek. Pertama mencari proyek menarik untuk dapat dikerjakan efisien dan efektif. Sumber daya bekerjanya itu adalah proyek diperoleh. Jadi harus berinovasi dan memperbaiki waskita karya meraih kontrak-kontrak proyek lebih banyak,” imbuhnya.
Sehingga, dengan berkurangnya utang Waskita juga menjadi langkah positif untuk kinerja perseroan makin lebih baik. Apalagi, hanya butuh dua tahun bisa membuat kepercayaan investor kembali ke Waskita.
Baca juga: Berikut 5 Saham Penopang Penguatan IHSG Sepekan
Adapun, berdasarkan laporan Keuangan WSKT pada 2024, perseroan mencatatkan total penurunan utang sebesar Rp14,7 triliun. Lalu, kinerja Waskita induk atau secara standalone pun mencatatkan keuntungan dengan laba berjalan sebesar Rp4,8 triliun.
Sebelumnya juga Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), I Gede Nyoman Yetna, menyebut BEI masih akan memantau rencana ke depan dari para jajaran direksi BUMN infrastruktur tersebut, meskipun masa suspensi saham WSKT telah menginjak 24 bulan pada Kamis lalu (8/5). (*)
Editor: Galih Pratama