Poin Penting
- Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi, dan tujuan finansial jangka panjang di tengah pendapatan tidak menentu.
- Konsistensi pengelolaan keuangan menjadi kunci, mulai dari menghitung rata-rata pendapatan, memetakan biaya tetap, hingga menjaga arus kas tetap positif.
- Disiplin pengeluaran dan pengembangan diri diperlukan, termasuk membedakan kebutuhan dan keinginan, menyiapkan dana darurat, serta berinvestasi sesuai profil risiko.
Jakarta – Perubahan lanskap dunia kerja dalam beberapa tahun terakhir kian nyata. Kemajuan digital dan internet, ditambah akselerasi pasca pandemi COVID-19, melahirkan pola kerja baru yang lebih fleksibel—mulai dari digital nomad hingga pekerja lepas lintas bidang.
Bekerja dari mana saja memang memberi kebebasan. Namun, di balik fleksibilitas tersebut tersimpan tantangan besar, yakni mengelola keuangan dengan pendapatan yang tidak menentu.
Inilah persoalan utama yang dihadapi banyak freelancer. Tantangannya bukan semata besar-kecilnya penghasilan, melainkan bagaimana menjaga arus kas tetap sehat di tengah pendapatan yang fluktuatif. Kesadaran ini mendorong pentingnya literasi finansial yang lebih praktis dan relevan bagi pekerja lepas.
Baca juga: OJK Gelar Literasi dan Kesehatan Finansial Nasional
Digital Banking Product & Innovation Head SMBC Indonesia, Febri Rusli, menilai perencanaan keuangan sebagai fondasi penting bagi freelancer.
“Pekerja lepas dapat menghadapi tantangan finansial karena penghasilan yang tidak tetap setiap bulan. Karena itu, perencanaan finansial menjadi krusial, mulai dari mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat dan proteksi, hingga menetapkan tujuan finansial jangka panjang,” ujarnya, dikutip Kamis, 25 Desember 2025.
Konsistensi Jadi Kunci Stabilitas Finansial
Dalam praktiknya, Certified Financial Planner sekaligus Director & Co-Founder Oneshildt Financial Planning, Budi Raharjo, menekankan bahwa stabilitas finansial tetap bisa dibangun meski pendapatan tidak pasti. Kuncinya terletak pada konsistensi.
“Tantangan utama pekerja lepas bukan pada besarnya penghasilan, tapi pada konsistensi pengelolaannya,” kata Budi.
Baca juga: Kasus Roti’O Tolak Uang Tunai, BI Jelaskan Aturan Penggunaan Rupiah
Menurutnya, langkah awal yang perlu dilakukan freelancer adalah memahami kondisi keuangan secara objektif. Mulai dari menghitung rata-rata pendapatan 3-6 bulan terakhir, memetakan biaya tetap bulanan, hingga memastikan arus kas tetap positif.
Dari sini, pekerja lepas perlu menyisihkan dana penyangga untuk menghadapi bulan-bulan dengan pendapatan lebih rendah.
Disiplin Pengeluaran dan Pentingnya Dana Darurat
Langkah berikutnya adalah disiplin dalam mengatur pengeluaran. Freelancer dituntut mampu membedakan kebutuhan dan keinginan, menyusun skala prioritas, serta—bila memungkinkan—memisahkan rekening pribadi dan usaha.
“Perencanaan yang sederhana namun konsisten dapat membantu kondisi finansial tetap stabil meskipun pendapatan tidak menentu,” kata Budi.
Baca juga: Jangan Tunggu Tua, Ini Tips Jago Buat Anak Muda agar Lebih Cerdas Kelola Uang
Tak kalah penting, pekerja lepas perlu menyiapkan dana darurat dan proteksi, serta mulai berinvestasi sesuai profil risiko masing-masing.
Di saat yang sama, pengembangan diri dan penciptaan peluang baru juga menjadi bagian dari strategi finansial jangka panjang.
“Disiplin mengelola pengeluaran, memiliki dana darurat, dan fokus pada pengembangan diri adalah kunci agar finansial tetap terjaga,” tambahnya. (*) Alfi Salima Puteri










