Jakarta – PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) telah membukukan kinerja keuangannya per kuartal III-2023, di mana total pendapatan tercatat sebesar Rp4,8 triliun atau tumbuh 23,9 persen secara tahunan.
Meskipun, pendapatan mengalami pertumbuhan yang cukup baik, hal ini tidak sejalan dengan laba setelah pajak yang tercatat sebesar Rp1,2 triliun atau menurun Rp100 miliar dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp1,3 triliun.
Di samping itu, BFIN telah mencatatkan nilai pembiayaan baru sebesar Rp14,5 triliun atau meningkat 5,3 persen secara tahunan dan naik 4,3 persen secara kuartalan, di mana nilai pembiayaan baru tersebut didominasi oleh pembiayaan berjaminan atau refinancing kendaraan roda empat sebesar 58,3 persen.
Baca juga: Tingkatkan Keamanan Siber, Tahun Ini BFI Finance Siapkan Investasi Digital Rp300 Miliar
Lalu, pertumbuhan nilai tersebut berkontribusi terhadap peningkatan nilai total pembiayaan bersih dari Rp17,5 triliun menjadi Rp20,5 triliun atau naik 16,9 persen yoy.
Sehingga, secara keseluruhan turut mendorong kenaikan nilai aset dari Rp20 triliun menjadi Rp24,2 triliun atau naik 20,8 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Direktur Keuangan, BFI Finance, Sudjono, mengatakan bahwa, kinerja baik tersebut disampaikan melalui pencapaian kualitas pembiayaan yang terkendali dan terbukti resilient dalam melewati berbagai isu peningkatan risiko industri pembiayaan di kuartal kedua kemarin.
“Antara lain, berakhirnya status pandemi yang diprediksi mempengaruhi profil debitur
dan konsumen, turunnya pembiayaan sebagai dampak libur panjang lebaran yang membuat
volume penjualan kendaraan bermotor berkurang dan tertundanya pembayaran nasabah, hingga masalah disrupsi operasional di lingkup internal,” ucap Sudjono dalam keterangan resmi dikutip, 26 Oktober 2023.
Secara rinci, portofolio produk masih didominasi oleh pembiayaan dengan agunan kendaraan bermotor (roda empat dan roda dua) sebesar 65,1 persen, yang kemudian secara berturut-turut disusul oleh pembiayaan dengan jaminan invoice alat berat dan mesin sebesar 14,3 persen.
Baca juga: 5 Merek Motor Listrik Ini Bisa Dikredit di BFI Finance, Apa Saja?
Serta, jaminan sertifikat rumah/ruko (property-backed financing) sebesar 4,2 persen, pembiayaan untuk pembelian unit kendaraan roda empat bekas dan baru dengan komposisi pembiayaannya sebanyak 12,8 persen, dan pembiayaan berbasis akad syariah dan lainnya yang menempati porsi 3,6 persen.
Adapun, BFI Finance juga tetap memastikan diri untuk menjaga rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) berada di bawah rata-rata industri sebagaimana tren sebelumnya, dengan NPF bruto perusahaan per September 2023 tercatat 2,02 persen sementara NPF neto berada di level 0,36 persen. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra