Pendapatan Industri Asuransi Jiwa Turun 17,5 Persen, AAJI Ungkap Penyebabnya

Pendapatan Industri Asuransi Jiwa Turun 17,5 Persen, AAJI Ungkap Penyebabnya

Jakarta – Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) melaporkan total pendapatan premi secara weighted hingga Maret 2025 tumbuh 8,1 persen menjadi Rp31,46 triliun, ketimbang tahun sebelumnya di periode yang sama sebesar Rp29,10 triliun.

Meski demikian, total pendapatan industri asuransi jiwa mengalami penurunan sebanyak 17,5 persen menjadi Rp50,16 triliun di kuartal I 2025 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp60,78 triliun.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Dewan Pengurus AAJI, Budi Tampubolon, menyatakan kondisi ini dipengaruhi oleh pendapatan polis dari premi reguler atau berkala yang mengalami peningkatan lebih tinggi dibandingkan premi tunggal yang mengalami kontraksi.

Diketahui premi berkala pada kuartal I 2025 mengalami pertumbuhan 9,1 persen menjadi Rp29,69 triliun dari Rp27,22 triliun. Sedangkan premi tunggal turun 5,4 persen menjadi Rp17,76 triliun dari Rp18,78 triliun.

Baca juga: AAJI Catat Total Klaim Industri Asuransi Jiwa Turun 11,1 Persen hingga Maret 2025

“Pendapatan premi naik, baik secara total maupun ketika di weighted dan ketika di unweighted naiknya lebih tinggi, yang artinya sebetulnya polis-polis dengan premi berkala mengalami kenaikan lebih tinggi dibandingkan polis-polis yang sifatnya sekali bayar single premi. Jadi kalau premi-nya naik kenapa total pendapatannya turun? Betul,” ucap Budi dalam Konferensi Pers dikutip, 5 Juni 2025.

Di sisi lain, total investasi industri asuransi jiwa juga mengalami penurunan 0,4 persen menjadi Rp541,00 triliun di kuartal I 2025, dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp542,95.

Menurut Budi, pencapaian total investasi industri asuransi jiwa tersebut masih dalam posisi yang positif di tengah kondisi pasar saham Indonesia yang bergejolak akibat ketidakpastian global, salah satunya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.

“Jadi begini, bahwa pendapatan investasi industri asuransi jiwa di kuartal I 2025 itu dibandingkan kuartal I 2024 turun pendapatan investasi jiwa. Tapi yang kami ingin sampaikan gini, kuartal IV 2024 dan kuartal I 2025 kondisi market bursa kita tidak baik, bagaimana IHSG sempat turun,” imbuhnya.

Dia juga menegaskan di saat pasar saham mengalami penurunan yang signifikan, investasi asuransi jiwa tetap mempertahankan portofolio investasinya di saham sebanyak Rp119,79 triliun, meski turun 19,0 persen pada kuartal I 2025.

Baca juga: Mulai 2026, Masyarakat Wajib Tanggung 10 Persen Klaim Asuransi Kesehatan

“Kuartal I 2025 di mana bursa kita turun dalam banget, kami tidak keluar dari market Bapak-Ibu. Terlihat masih ada hampir Rp120 triliun penempatan kami di bursa. Bapak-Ibu bisa bayangkan kalau pada waktu itu kami ikut panik dan ikut keluar, (IHSG) bisa turun lebih dalam lagi,” ujar Budi.

Adapun penopang capaian kinerja positif investasi industri asuransi jiwa adalah penempatan portofolio investasi pada Surat Berharga Negara (SBN) yang meningkat 12,9 persen menjadi Rp214,23 triliun di kuartal I 2025 dari Rp189,82 triliun periode yang sama tahun sebelumnya.

“Kesimpulan bahwa dana yang kami terima dari nasabah, dari pemegang polis tadi, itu kami tempatkan di aset investasi keuangan yang aman atau mungkin gambarannya, kami menempatkan semakin banyak dana nasabah kami ke arah aset investasi yang lebih aman,” tutupnya. (*)

Editor: Galih Pratama

Related Posts

News Update

Netizen +62