Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meyakini pemilihan umum (Pemilu) tidak akan memberikan dampak yang disignifikan terhadap pasar modal Indonesia.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Hoesen Mengungkapkan apabila berkaca kepada pemilu di tahun-tahun sebelumnya seperti tahun 2014, 2009 dan 2004 pasar modal tidak terpengaruh. Pasalnya, dalam tiga kali penyelenggaraan pemilu di Indonesia berjalan dengan damai.
“Politik di kita diapresiasi karena pemilihan langsung yang paling aman sedunia mungkin karena tidak pernah ada rusuh, tidak pernah ada kejadian dan mudah-mudahan, Insya Allah pemilihan tahun 2019 pun akan berlangsung dengan baik. Jadi tren tahun politik mestinya stabilitasnya terjaga seperti pemilu sebelumnya,” ujar Hoesen, diacara perayaan HUT Pasar Modal Indonesia di Jakarta, Jumat, 10 Agustus 2018.
Baca juga: Investor Sambut Positif Deklarasi Jokowi-Ma’ruf Amin di Pilpres 2019
Senada dengan Hoesen, Direktur Utama BEI, Inarno Djayadi menyebutkan jika dari pemilu yang sudah-sudah indeks harga saham gabungan (IHSG) malah mengalami kenaikan. Penurunan yang terjadi tambahnya, malah disebabkan dari faktor eksternal bukan dari internal.
“Saya melihat dari tiga tren tiga pemilu yang ada kemaren pemilu 2004, 2009 dan 2014 memang tidak terlihat adanya dampak ya. Jadi masih tetep trenya tidak berpengaruh dengan adanya pemilu dengan penurunan indeks. Bahkan, indeks itu pada tiga pemilu naik. Lebih banyak indeks crash diakibatkan 2008 dan 98 itu karna eksternal factor bukan karena pemilu,” ucapnya.
Seperti diketahui, Prabowo Subianto calon Presiden dari koalisi Gerindra, PKS dan PAN telah menunjuk Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uni untuk menghadapi calon petahana, Joko Widodo yang berdampingan dengan Ma’aruf Amin dalam pemilihan umum tahun 2019 mendatang. Keduanya bakal melakukan pendaftaran ke KPU dihari terakhir ini. (*)