Jakarta – Pemerintah menjajaki proyek pengembangan Bandara Komodo di Labuan Bajo kepada pihak investor. Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) bersama dengan Kementerian Perhubungan menggelar market sounding dengan mengumpulkan sekitar 150 calon investor dan konsultan.
Plt Deputi Bidang Penanaman Modal BKPM Wisnu Wijaya Soedibjo menjelaskan, pemerintah sedang dalam proses memperkenalkan proyek, sehingga investor bisa mengenal sebelum mengikuti proses tender.
“Manfaatnya tidak hanya bagi pemerintah, pemilik proyek, tapi juga pasar atau calon investor karena dapat informasi proyek jauh sebelum proses tender,” tuturnya di Jakarta, Selasa, 25 September 2018.
Proyek pengembangan Bandara Komodo sendiri ditaksir membutuhkan dana sebesar Rp3 triliun. Angka itu terbagi dalam kebutuhan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp1,17 triliun dan untuk biaya operasional (operational expenditure/opex) sebesar Rp1,83 triliun.
Pemerintah menawarkan proyek ini dalam bentuk skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Adapun cakupan proyek yang dikerjasamakan yakni mulai dari pembangunan, pengoperasian hingga pemeliharaan fasilitas.
Bandara Komodo sendiri rencananya akan dikembangkan mulai dari perpanjangan runaway menjadi 200 meter, pelapisan jalur runaway, perluasan terminal kedatangan, terminal cargo dan fasilitas-fasilitas lainnya.
“Kami harap bandara ini bisa menunjang fasilitas yang berkualitaa untuk turis manca negara,” tuturnya.
Investor nantinya akan mendapatkan pengembalian investasi dari tarif yang dihasilkan. Untuk masa konsesi yang didapat mencapai 25 tahun.
Sekedar informasi dari 150 investor yang hadir terdiri BUMN dan perusahaan swasta baik lokal maupun asing. Beberapa yang hadir di antaranya GVK Servicea Indonesia, GMR Airport, PT Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II, PT Dirgantara Petroindo Raya, PT Cardig Aero Services Group, PT Wijaya Karya Bangunan Gedung, PT Sojitz Indonesia, PT PP, Astra Infrastructure, Mitsubishi Corporation, Hyundai Engineering Co Ltd, China Construction Eighth Engineering Division Corp Ltd, Bang of Tokyo-Mitsubishi UFJ dan beberapa investor lainnya. (*)