ujar Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Edi Prio Pambudi (foto: M.Ibrahim)
Poin Penting
Jakarta – Pemerintah menargetkan perundingan tarif resiprokal yang diberlakukan oleh Amerika Serikat (AS) terhadap barang produk Indonesia rampung bulan ini.
“Secepatnya. Makanya kalau bisa mungkin sampai dengan bulan ini selesai. Kita dorong bulan ini selesai,” ujar Edi Prio Pambudi, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, di Jakarta, Jumat, 14 November 2025.
Namun demikan, kata Edi, rampungnya negosiasi tersebut tergantung pada fleksibilitas pemerintah AS untuk menampung aspirasi Indonesia. Menurutnya, pemerintah menginginkan agar perdagangan dengan Negeri Paman Sam dilakukan secara adil.
Baca juga : Demi Tarif Resiprokal, Indonesia Siap Borong Produk AS Rp550 Triliun
“Karena yang paling penting, Indonesia itu bukan penyebab dari defisitnya AS. Indonesia berdagangan dengan Amerika dilakukan dengan cara yang fair juga,” jelasnya.
Menurut Edi, dalam perkembangan negosiasi tersebut, Indonesia menargetkan tarif 0 persen untuk beberapa komoditas yang tidak diproduksi di AS.
Selain itu, pemerintah juga menargetkan sejumlah produk yang dibutuhkan AS namun tak mungkin tersedia dalam waktu dekat tarifnya bisa lebih rendah dari 19 persen.
Baca juga : Airlangga Beberkan Isi Negoisasi Tarif Resiprokal AS, Apa Saja?
“Pakaian jadi, sepatu, karena selama ini yang dibangun di sana kan lebih kepada industri, lebih di atasnya kan,” ucap Edi.
Sebelumnya, Pemerintahan Donald Trump telah menerapkan tarif resiprokal terhadap barang-barang Indonesia sebesar 19 persen.
Tarif tersebut merupakan hasil negosiasi yang menurunkan angka awal 32 persen dan dianggap lebih menguntungkan karena lebih rendah dibandingkan negara ASEAN lainnya, meskipun diperkirakan akan berdampak pada ekspor Indonesia.
Hingga kini, pemerintah pun masih melobi AS untuk memperoleh pengecualian tarif terhadap komoditas ekspor tertentu seperti kakao, kopi, dan kelapa sawit. (*)
Editor: Galih Pratama
Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More
Poin Penting Seluruh bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN memastikan layanan perbankan… Read More
Poin Penting Bank Jateng membagikan dividen Rp1,12 triliun kepada Pemprov dan 35 kabupaten/kota di Jateng,… Read More
Poin Penting Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi,… Read More
Poin Penting Pastikan kendaraan dan dokumen dalam kondisi lengkap dan prima, termasuk servis mesin, rem,… Read More
Bank Muamalat memberikan layanan “Pusat Bantuan” Muamalat DIN. Selain untuk pembayaran, pembelian, atau transfer, nasabah… Read More