Yogyakarta – Pemerintah pada saat ini terus mengembangkan sektor pariwisata guna lebih banyak menyerap devisa negara. Bank Indonesia (BI) sendiri optimis pada tahun 2024 dapat menyerap devisa pariwisata sebanyak US$28 miliar.
Hal itu disampaikan oleh Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pada saat Rakor Pusda dengan tema “Memperkuat Sinergi Dalam Akselerasi Pengembangan Destinasi Pariwisara Prioritas” di Hotel Ambarukmo Yogyakarta, Rabu 29 Agustus 2018.
“Untuk tahun 2024, targetnya itu 25 juta wisman dan mendatangkan devisa US$ 28 miliar,” kata Perry di Yogyakarta, Kamis 30 Agustus 2018.
Sementara pada tahun 2019 mendatang, Pemerintah optimis dapat mengundang wisman sebanyak 20 juta wisman dengan mendatangkan devisa US$ 17,6 miliar. Perry optimis, langkah pengembangan pariwisata ini merupakan cara terbaik untuk lebih menekankan angka defisit transaksi berjalan.
Baca juga: BI: Peningkatan Devisa Pariwisata Jadi Upaya Stabilisasi Rupiah
“Target yang akan kita capai, untuk 2019 jumlah wisman 20 juta dengan devisanya US$ 17,6 miliar atau naik US$14 miliar dari tahun sebelumnya,” tambah Perry.
Selain itu, Pemerintah juga telah menetapkan strategi pencapaian kinerja pariwisata melalui peningkatan aksesibilitas, keragaman atraksi, kualitas amenitas. Hal itu didukung oleh penguatan promosi, dan peningkatan kapasitas pelaku pariwisata (3A2P), guna meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan penerimaan devisa dari pariwisata, terutama untuk destinasi wisata prioritas.
Sebagai informasi, Bank Indonesia (BI) mencatat defisit transaksi berjalan atau CAD masih meningkat pada triwulan II 2018. Defisit transaksi berjalan tercatat US$ 8,0 miliar atau 3,0% terhadap PDB pada triwulan II 2018, angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan defisit triwulan sebelumnya sebesar US$ 5,7 miliar (2,2% PDB).(*)