Jakarta – Badan Anggaran (Banggar) DPR RI menyetujui asumsi makro ekonomi Indonesia untuk semester II 2025 dalam rapat kerja bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Gubernur Bank Indonesia yang dipimpin oleh Ketua Badan Anggaran Said Abdullah, Kamis, 3 Juli 2025.
Dengan mempertimbangkan dinamika perekonomian global dan domestik terkini, serta prospek ke depan, pemerintah dan DPR menyepakati asumsi dasar makro 2025 dengan rincian sebagai berikut:
- Pertumbuhan ekonomi di kisaran 4,7 hingga 5,0 persen, lebih pesimis dari target APBN yang dipatok 5,2 persen.
- Inflasi dipatok di level 2,2 hingga 2,6 persen, lebih tinggi dari APBN 2025 sebesar 2,5 persen.
- Nilai tukar rupiah diperkirakan berada di level Rp16.300 hingga Rp16.800 per dolar AS, lebih tinggi dibandingkan APBN 2025 yang sebesar Rp16.000.
- Tingkat suku bunga SBN dengan tenor 10 tahun 6,8 hingga 7,3 persen hingga akhir 2025
- Harga minyak mentah diperkirakaan mencapai USD68 hingga USD82 per barel pada akhir 2025. Diketahui hingga semester I 2025, realisasinya berada di angka USD70,05 per barel.
- Lifting minyak bumi diproyeksikan sebesar 593 ribu hingga 597 ribu per barel per hari.
- Lifting gas bumi sebesar 976 ribu hingga 980 ribu per barel per hari.
Dari asumsi makro tersebut, Said pun meminta persetujuan kepada seluruh Anggota Banggar DPR RI.
“Mohon izin minta persetujuan dari bapak ibu sekalian apakah kesimpulan yang disampaikan pimpinan disetujui?”.
Anggota Banggar menjawab.
“Setuju!”.
Sementara, Sri Mulyani mengapresiasi dukungan DPR yang terus mengawal pelaksanaan APBN secara konstruktif. (*)
Editor: Galih Pratama