Jakarta – PT Bank Mega Syariah mencatat kinerja keuangan positif pada tahun 2024 dengan pertumbuhan laba bersih 6,06 persen menjadi Rp253,19 miliar, dibandingkan dengan 2023 yang sebesar Rp238,72 miliar.
Direktur Utama, Bank Mega Syariah, Yuwono Waluyo mengatakan, peningkatan laba bersih ini mencerminkan keberhasilan strategi bank dalam meningkatkan efisiensi operasional dan mengoptimalkan pendapatan dari berbagai segmen bisnis.
“Jadi alhamdulillah memang di 2024 ini walaupun menurut saya ini bukan angka yang sangat bagus gitu ya. Tapi ini angka yang menurut saya cukup membahagiakan di tengah situasi yang kita tahu 2024 itu tidak mudah ya, challenge-nya sangat berat,” ucap Yuwono dalam media gathering, di Jakarta, dikutip, Jumat, 14 Maret 2025.
Baca juga: Bank Mega Syariah Gandeng Metro Department Store Perluas Bisnis Ritel
Dari sisi profitabilitas, laba sebelum pajak penghasilan Bank Mega Syariah pada 2024 mencapai Rp323,22 miliar, naik 5,92 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat Rp305,16 miliar. Kenaikan ini sejalan dengan pertumbuhan laba usaha sebesar 4,33 persen.
Sementara itu, pembiayaan yang disalurkan oleh Bank Mega Syariah juga mengalami pertumbuhan 10,45 persen year on year (yoy) menjadi Rp7,72 triliun pada 2024. Pertumbuhan ini didorong oleh ekspansi portofolio di segmen komersial dan konsumer, termasuk produk Syariah Card yang mendapatkan respons positif dari pasar.
Dana Pihak Ketiga dan Pertumbuhan Aset
Tidak hanya itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Mega Syariah juga mencatat pertumbuhan yang stabil, mencapai Rp9,96 triliun, naik 2,82 persen yoy.
Kenaikan itu terutama didukung oleh portofolio giro, yang tumbuh 47,79 persen, mencerminkan keberhasilan bank dalam menjaga efisiensi biaya dana serta memperluas basis nasabah institusional.
Baca juga: Bank Mega Syariah Salurkan Pembiayaan untuk Proyek LRT Jakarta
Adapun, sepanjang 2024, total aset Bank Mega Syariah meningkat lebih dari 21 persen secara tahunan. Pertumbuhan ini didorong oleh kinerja intermediasi bank yang tetap solid sepanjang tahun.
Kenaikan Liabilitas dan Strategi Likuiditas
Sementara dari total liabilitas bank per 31 Desember 2024 mencapai Rp2,92 triliun, mengalami kenaikan 29,48 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp2,26 triliun.
Pertumbuhan liabilitas ini didorong oleh pertumbuhan produk tabungan wadiah, yang merupakan simpanan dengan biaya rendah, serta kenaikan liabilitas kepada Bank Indonesia guna menjaga likuiditas bank dengan tetap mengoptimalkan efisiensi beban dana. (*)
Editor: Yulian Saputra










