Bank Mega Syariah Salurkan Pembiayaan untuk Proyek LRT Jakarta 

Bank Mega Syariah Salurkan Pembiayaan untuk Proyek LRT Jakarta 

Jakarta – Bank Mega Syariah menyalurkan pembiayaan modal kerja proyek kepada PT Len Railway Systems, yang merupakan anak usaha PT Len Industri (Persero). 

Pembiayaan ini rencananya akan digunakan untuk mendanai proyek Light Rail Transit (LRT) Jakarta Fase 1 B (Velodrome – Manggarai). 

Diketahui, LRT Fase 1 B ini memiliki rentang jalur sepanjang 6,4 km dengan 5 stasiun dengan nilai proyek sebesar Rp 4,1 triliun yang diharapkan akan selesai pada akhir tahun 2026. 

Sementara itu,  LRT Fase 1A yang sudah beroperasi memiliki panjang 5,8 km dengan rute Pegangsaan dua – Velodrome.

Baca juga : Bank Mega Syariah Serahkan Hadiah Mobil Listrik ke Nasabah

Direktur Utama Bank Mega Syariah, Yuwono Waluyo mengatakan kehadiran transportasi umum yang terintegrasi dapat menciptakan potensi ekonomi yang besar dalam penguatan ekosistem bisnis yang didukung oleh infrastruktur transportasi publik yang semakin baik.

Pada 2025, potensi di sektor komersial diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan percepatan pembangunan infrastruktur dan dukungan kebijakan pemerintah dalam mendorong investasi. 

“Bank Mega Syariah optimis bahwa tren ini akan membuka lebih banyak peluang pembiayaan bagi sektor komersial, sehingga dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional secara berkelanjutan,” katanya, dikutip Kamis, 20 Februari 2025.

Baca juga : Bank Mega Syariah Fokus Garap Segmen Korporasi di 2025, Begini Strateginya

Hingga 2024, pembiayaan komersial Bank Mega Syariah naik lebih dari 12 persen year on year (yoy). Pertumbuhan ini turut menopang total pembiayaan yang tumbuh lebih dari 10 persen atau mencapai Rp7,7 triliun dari Rp6,99 triliun pada tahun sebelumnya.

Mayoritas pembiayaan komersial Bank Mega Syariah saat ini tersalurkan ke sektor pendidikan, konstruksi, dan industri pengolahan, masing-masing lebih dari 11 persen. 

Sektor pertambangan dan penggalian menerima lebih dari 8 persen dari total pembiayaan, sementara sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial berkontribusi lebih dari 7 persen. 

Adapun pembiayaan untuk sektor transportasi masih berada di bawah 1 persen.

“Maka dari itu, kami menyadari bahwa masih banyak peluang yang dapat digarap dari segmen transportasi maupun segmen-segmen lainnya,” ungkap Yuwono Waluyo.

Kemitraan strategis dengan PT. Len Railway Systems diharapkan dapat menjadi peluang strategis bagi Bank Mega Syariah untuk merambah pasar dan mendukung pertumbuhan pembiayaan di sektor transportasi.

Pertumbuhan pembiayaan di 2024 sejalan dengan naiknya dana pihak ketiga (DPK) sebesar 2,82 persen (yoy) dengan porsi dana murah mencapai 34,5 persen, lebih baik dari tahun 2023 yang masih di bawah 30 persen sehingga rasio net imbalan (NI) masih terjaga di posisi 4,05 persen. Sementara financing to deposit ratio (FDR) juga cukup baik di posisi 77 persen. 

Fungsi intermediary yang berjalan dengan baik turut mendongkrak aset hingga Rp16,04 triliun atau naik 10,15 persen. Selain itu, berkat kinerja bisnis yang solid, pada 2024 Bank Mega Syariah mencatatkan pertumbuhan laba sebelum pajak sebesar 6,26 persen (yoy) menjadi Rp 332 miliar.

Di satu sisi, Bank Mega Syariah juga berhasil menjaga kualitas aset dengan rasio Non-Performing Financing (NPF) tetap di bawah 1 persen, menunjukkan manajemen risiko yang kuat dan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran pembiayaan. 

“Bank Mega Syariah terus mendorong pertumbuhan bisnis di tahun 2025 melalui sinergi pembiayaan untuk proyek strategis, pengembangan pembiayaan ritel dengan pengelolaan risiko yang baik, serta penguatan layanan kepada nasabah,” pungkasnya. (*)

Editor: Galih Pratama

Related Posts

Top News

News Update