Jakarta – Research Staff & Market Analyst Monex Investindo Futures, Faisyal mengungkapkan, harga CPO berpotensi untuk menguat pada hari ini setelah dibuka lebih tinggi di level 2.827 ringgit per ton.
Disisi lain investor akan mempertimbangkan data ekspor serta melemahnya mata uang ringgit.
Kemarin harga CPO ditutup melemah 0.9% di level 2.815 setelah sempat membukukan penurunan persentase terbesar harian dalam tiga pekan karena kejatuhan harga minyak nabati lainnya.
“Kontrak minyak kedelai untuk bulan Desember di CBOT turun 0.2%, sementara itu kontrak minyak kedelai periode Januari di Dalian juga menunjukkan penurunan 0.3%,” kata Faisyal di Jakarta, Rabu, 1 November 2017.
Perusahaan Intertek Testing Services melaporkan bahwa jumlah pengirman CPO Malaysia untuk bulan Oktober naik 2.5% dari bulan sebelumnya.
Sementara itu dari perusahaan Societe Generale ew Surveillance juga menunjukkan kenaikan ekspor sebesar 2.3% untuk periode yang sama.
Sekedar informasi, pergerakan ringgit pada pukul 10:52 WIB terpantau berada di level 4.2320 per dolar AS, atau melemah sekitar 0.1%.
Ringgit yang melemah akan membuat harga CPO menjadi lebih murah untuk pemilik mata uang lainnya.
“Untuk sisi teknikalnya, level resisten terdekat terlihat di area 2.830, menembus ke atas dari zona tersebut dapat memicu kenaikan lebih lanjut untuk menguji ke level 2.860. Sementara itu untuk level support terdekat berada di area 2.800, menembus ke bawah dari level tersebut dapat mendorong harga untuk bergerak lebih rendah menargetkan support di 2.770,” jelasnya. (*)