“Lalu kebijakan fiskal yang longggar dengan memangkas pajak tentunya akan mendorong risiko pelebaran defisit anggaran yang berujung pada kenaikan utang luar negeri pemerintah AS,” ucap Josua.
Sementara terkait dengan rencana Trump untuk memangkas tax ratio cenderung akan mendorong kenaikan inflasi lebih cepat dari perkiraan. Yield US Treasury sudah naik hampir 30 basis poin sejak jelang pengumuman hasil Pilpres lantaran adanya ekspektasi kenaikan inflasi yang lebih cepat dengan kebijakan fiskal yang longgar.
(Baca juga: Membedah Makna Kemenangan Trump)
“Sehingga ini mendorong sell-off di pasar obligasi. Sekarang Yield US Treasury di posisi 2,15%. Dan kemarin yield obligasi ASEAN juga cenderung naik karena kenaikan yield US Treasury,” tutupnya. (*)
Editor: Paulus Yoga