Jakarta – Amerika Serikat mendesak Hamas untuk menyetujui kesepakatan pembebasan sandera dengan Israel. AS juga mendorong seruan gencatan senjata selama enam minggu di Gaza menjelang Ramadan. Hal ini disampaikan juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby dalam pengarahan daring.
Kirby mengatakan bahwa Israel telah menyetujui kerangka kerja ini, dan tinggal menunggu Hamas untuk menyetujui gencatan senjata.
Di sisi lain, Delegasi dari Hamas, Qatar dan Amerika dilaporkan berada di Kairo untuk melanjutkan putaran baru perundingan gencatan senjata di Jalur Gaza. Sebelumnya Qatar, Mesir, dan AS pernah sukses melakukan mediasi berbuah kesepakatan antara Hamas dan Israel yang dicapai selama seminggu pada 1 Desember 2023 berupa pertukaran antara tahanan dengan bantuan kemanusiaan yang sangat terbatas untuk diizinkan masuk ke Gaza.
Baca juga: Korban Tewas di Gaza Terus Bertambah, Wapres AS Desak Israel Gencatan Senjata
Menurut sumber Israel, saat ini diperkirakan ada sekita136 sandera Israel di Gaza, sementara mereka menahan tidak kurang dari 8.800 warga Palestina di penjara.
Pada kesempatan berbeda, Presiden Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Dennis Francis pada Senin 4 Maret 2024 menyebut situasi di Gaza sebagai malapetaka, tidak bermoral, dan memalukan. Ia mengungkapkan keterkejutannya atas laporan soal ratusan orang yang terbunuh dan terluka saat pembagian makanan di sebelah barat Kota Gaza pekan lalu.
Seperti diketahui, Kamis 29 Februari 2024 lalu, pasukan Israel menembaki kerumunan warga Palestina yang menunggu bantuan kemanusiaan di bundaran Al Nabulsi di Jalan Al Rashid, sebuah jalan pantai utama di sebelah barat Kota Gaza di Gaza utara, yang menyebabkan sedikitnya 112 warga Palestina tewas dan 760 orang lainnya terluka.
Baca juga: Israel Tegaskan Bakal Akhiri Perang Gaza, Asalkan…
Francis dengan keras menyerukan penyelamatan nyawa warga sipil yang tidak bersalah dan mendesak negara-negara anggota PBB bekerja lebih keras untuk segera mengakhiri konflik.
Setidaknya 30.534 warga Palestina telah terbunuh dan 71.920 lainnya terluka di tengah kehancuran massal dan kelangkaan bahan pokok yang disebabkan oleh serangan-serangan Israel.(*)