Jakarta– Investasi di pasar saham dan obligasi pada tahun 2018 dinilai akan prospektif tumbuh melanjutkan kinerja positif sepanjang tahun 2017 lalu.
Kondisi ini didorong oleh fundamental yang kokoh dan ekspetasi pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan tahun lalu.
“Ketika pasar obligasi semakin kondusif prospek pasar saham tetap semakin menarik dan bergairah. Prospek tersebut ditopang oleh terkendalinya suku bunga, adanya peningkatan rating dan naiknya harga komoditas,” ungkap Chief Economist Standart Chartered Bank Indonesia (Standart Chartered) Aldian Taloputra pada acara Diskusi Outlook Ekonomi 2018 di Hotel Mulia Senayan Jakarta, Selasa 6 Februari 2018.
Baca juga: BEI Tak Khawatir Pasar Saham Indonesia Ikut Anjlok
Dirinya menyebut, Bank Indonesia masih akan menahan suku bunganya di 4,25 persen dalam beberapa bulan kedepan. Selain itu, adanya peningkatan fitch rating menjadi BBB juga semakin menumbuhkan kepercayaan investor terhadap Indonesia.
Tak hanya itu, harga komoditas yang terus meningkat seperti minyak dan batu bara diklaim dapat mendongkrak gairah pasar saham dan obligasi nasional.
“Harga minyak terus meningkat dimana Januari 2018 menapai USD 65 perbarel dan juga batu bara yang mencapai USD 95 permetrik ton,” tambah Aldian.
Dan yang terakhir, masih cukup menariknya pasar saham nasional ditandai dengan pertumbuhan IHSG yang mencapai double digit pada 2017 dan di proyeksikan akan terus naik di 2018.
“IHSG diharap juga mampu bertahan dari foreign outflow yang besar, dan ini tentu menjadikan pasar saham di Indonesia lebih stabil dan aman,” tutup Aldian. (*)