Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan bahwa, pasar saham Indonesia atau Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga Februari 2025 mengalami kontraksi sebanyak 11,8 persen secara bulanan atau month-to-date (mtd) ke level 6,270,60.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, mengatakan bahwa, pelemahan juga terjadi pada IHSG secara year-to-date (ytd) 11,43 persen, dengan nilai kapitalisasi pasar tercatat Rp10.879,86 triliun atau turun 11,68 persen mtd dan secara ytd juga turun 11,8 persen.
“Di tengah sentimen terhadap kondisi perekonomian global pasar saham domestik ditutup melemah sebesar 11,8 persen mtd pada 28 Februari 2025 ke level 6.270,60, secara ytd melemah 11,43 persen. Nilai kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp10.879,86 triliun atau turun sebesar 11,68 persen mtd atau ytd turun 11,8 persen,” ucap Inarno dalam RDKB OJK di Jakarta, 4 Maret 2025.
Baca juga: OJK dan BEI Sepakat Rem Short Selling, Buyback Tanpa RUPS Dikaji
Inarno juga menambahkan bahwa, dari sisi non residen mencatatkan net sell sebesar Rp18,19 triliun mtd, sementara secara ytd mencatatkan net sell sebesar Rp21,9 triliun.
Kemudian, dari sisi penghimpunan dana di pasar modal masih dalam tren positif yang tercatat dari nilai penawaran umum mencapai Rp20,74 triliun, melalui satu penawaran umum terbatas dan juga 11 penawaran umum berkelanjutan.
Selain itu, masih terdapat 123 pipeline penawaran umum dengan perkiraan nilai indikatif sebesar Rp42,56 triliun.
“Untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF) sejak pemberlakukan ketentuan SCF hingga 25 Februari 2025 telah terdapat 18 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK dengan 759 penerbitan efek dari 492 penerbit dan juga 176.119 pemodal dengan total dana SCF yang dihimpun dan teradministrasi di KSEI itu sebesar Rp1,43 triliun,” imbuhnya.
Baca juga: Buyback Saham Kembali Dibahas, Bos ADRO dan Bakrie Group Angkat Bicara
Sementara itu, dari indeks pasar obligasi atau ICBI justru mengalami penguatan sebesar 1,14 persen mtd atau naik 1,92 persen ytd dan investor non residen mencatatkan net buy Rp8,86 triliun mtd dan secara ytd masih membukukan net buy Rp13,51 triliun.
“Di industri pengelolaan investasi, nilai Asset Under Management (AUM) tercatat sebesar Rp822,65 triliun per 28 Februari 2025 atau turun 0,78 persen mtd atau 2,16 persen secara ytd dengan reksa dana tercatat net subscription sebesar Rp3,03 triliun mtd atau secara ytd net subscription sebesar Rp0,44 triliun,” ujar Inarno.
Adapun, dari sisi perdagangan bursa karbon, hingga 28 Februari 2025 tercatat 110 pengguna jasa yang mendapatkan izin dengan total volume sebesar 1.578.000 ton CO2 ekuivalen dan akumulasi nilai sebesar Rp77,25 miliar. (*)
Editor: Galih Pratama










