Jakarta – Analis Riset ForexTime, Lukman Otunuga mengungkapkan nuansa waspada kental terasa di pasar finansial pada hari Senin kemarin. Risiko geopolitik terus membebani sentimen. Saham Asia bervariasi pada awal perdagangan dan Indeks Harga Saham Gabungan merosot 0.56% dan ditutup di 5.861.
Sementara ia memprediksi peristiwa berisiko utama untuk Rupiah di hari Selasa ini adalah keputusan suku bunga Indonesia yang diperkirakan tidak akan berubah di level 4.75% di bulan Agustus walaupun rendahnya konsumsi swasta memengaruhi pertumbuhan ekonomi.
Meskipun investor memperkirakan bahwa suku bunga tidak berubah, menurutnya Bank Indonesia tetap dapat memberi kejutan kepada pasar terutama meninjau bahwa Gubernur BI Agus Martowardojo terdengar semakin dovish dalam beberapa pekan terakhir.
“Pemangkasan suku bunga di luar dugaan dapat memberi gelombang kejutan di pasar Indonesia, sehingga BI mungkin akan mempertahankan suku bunga demi menjaga stabilitas Rupiah,” jelasnya di Jakarta, Selasa, 22 Agustus 2017.
Dari sudut pandang teknikal, Rupiah menguat terhadap Dolar pada hari Senin mendekati Rp13.340. Apabila Dolar tetap lemah, maka penjual akan termotivasi untuk mengantarkan harga ke bawah Rp13.340 dengan level target berikutnya yaitu Rp13.310.
Disisi lain emas sangat menguat pekan lalu. Harga komoditas ini melesat menuju USD1.300 karena risiko geopolitik memperbesar minat pasar untuk mencari aman.
Emas juga semakin terangkat karena ketidakpastian seputar Presiden Donald Trump. Ekspektasi kenaikan suku bunga Fed semakin menipis karena rendahnya inflasi dan risiko politik di Washington mengganggu sentimen, sehingga emas kemungkinan akan semakin berkibar.
“Dari sudut pandang teknikal, emas bullish pada grafik harian karena secara konsisten level tertinggi yang lebih tinggi dan level terendah yang lebih tinggi. Breakout di atas USD1.283 dapat membuka jalan menuju USD1.300,” pungkasnya. (*)