Jakarta – Tahun 2020 merupakan tahun yang sangat penting bagi industri financial technology (fintech) tanah air, utamanya sejak kuartal pertama, dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Namun, menurut Anggota Steering Committee Indonesia Fintech Society (IFSoc) sekaligus Founder CORE Indonesia, Hendri Saparini, pandemi mendorong akselerasi di sektor digital ekonomi. Pemanfaatan fintech mempercepat adopsi digital dan inklusi keuangan.
“Ini menjadi timing yang sangat tepat. Akhirnya, kita semua belajar dengan cepat, karena berpacu dengan perubahan kondisi luar biasa,” paparnya, dalam press briefing Indonesia Fintech Society (IFSoc) secara virtual, Selasa, 29 Desember 2020.
Ia menambahkan, terdapat beberapa catatan IFSoc atau key milestones fintech di 2020, diantaranya peran fintech dalam program kartu Prakerja, pemanfaatan QRIS dalam inklusi keuangan dan target inklusi keuangan 2024.
Berdasarkan, catatan IFSoc dalam pemanfaatan fintech di kartu Prakerja, pemerintah perlu menyiapkan strategi inovatif untuk melakukan pemerataan literasi keuangan dan pemerataan akses layanan fintech.
Lalu, dalam QRIS, pentingnya kolaborasi yang kondusif agar tercipta win win situation bagi seluruh stakeholders. Bank Indonesia (BI) perlu mengkaji secara dalam, struktur insentif dan disinsentif dari peneraparan QRIS, khususnya pricing dan akuisisi merchant.
“Terakhir, untuk target inklusi keuangan 90% di tahun 2024 persoalan besarnya adalah tertinggalnya tingkat literasi keuangan dari kenaikan indeks inklusi keuangan, sehingga perlu menjadi prioritas di 2021,” tutupnya. (*) Ayu Utami