Jakarta–Paket kebijakan ekonomi jilid yang diterbitkan pemerintah berimbas positif terhadap penurunan biaya produksi dan biaya distribusi. Hal ini sangat dibutuhkan industri yang tengah kedodoran meningkatkan daya saingnya di pasar internasional.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) wilayah Nusa Tenggara Timur Fredy Ongko Saputra mengapresiasi paket kebijakan ekonomi yang diriilis oleh pemerintah tersebut. Freddy, mengungkapkan, kebijakan terkait penurunan harga bahan bakar minyak (BBM), gas dan tarif listrik bagi industri berpotensi menekan beban biaya perusahaan di sektor aneka industri di antaranya otomotif dan komponennya, tekstil dan elektronik.
Freddy menambahkan, paket kebijakan yang diantaranya berisi deregulasi untuk mendorong perbaikan iklim investasi dan percepatan proyek pembangunan, pemberian insentif perpajakan dan penurunan harga energi direspon positif oleh pelaku industri. “Ini bisa menghilangkan duplikasi, memperkuat koherensi, dan konsistensi dan memangkas peraturan yang tidak relevan atau menghambat daya saing industri nasional,” ujar Freddy seperti dikutip dari Kantor Berita Antara..
Ditambah lagi, pemerintah juga akan melakukan penyederhanaan izin, memperkuat sinergi, peningkatan kualitas pelayanan, optimalisasi peran kepala daerah, serta menggunakan pelayanan yang berbasis elektronik. Hal ini tentu disambut baik oleh kalangan industri. Jika ini benar terealisasi, maka percepatan pembangunan dan pemulihan ekonomi akan berjalan lancar.
Berdasarkan data kementrian tenaga kerja, terjadi peningkatan nilai investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) pada triwulan I 2015. Sebaliknya, penanaman modal asing (PMA) nilainya menurun jika dibanding periode yang sama 2014.(*) Apriyani Kurniasih