Paket Kebijakan Ekonomi Berdampak Jangka Pendek dan Menengah

Paket Kebijakan Ekonomi Berdampak Jangka Pendek dan Menengah

Jakarta–Paket Kebijakan Ekonomi XI yang telah diluncurkan kemarin dan berisi empat program utama yaitu Kredit UKM berorientasi ekspor, pajak dana investasi ril estate (DIRE/REITs), Indonesia Single Risk Management (ISRM) dan pengembangan industri farmasi dan kesehatan.

Ekonom Riset Mandiri Sekuritas Leo Rinaldy meyakini paket kebijakan itu dampaknya dapat terlihat dalam jangka pendek dan menengah. Program yang dampaknya jangka pendek adalah kredit UKM orientasi ekspor.

“Kreditnya akan disediakan oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), dan dampaknya akan minor bagi sektor commercial banking,” kata Leo dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu 30 Maret 2016.

Sebagai informasi, LPEI adalah lembaga pemerintah yang membantu aktivitas ekspor sejak 2010. Pembiayaan ekspor mereka naik menjadi Rp55,3 triliun pada 2014 (2,6% dari total ekspor) dari Rp15,7 triliun pada 2010 (1,1% dari total ekspor). Meskipun demikian, kesuksesan program itu akan tergantung dari perkembangan ekonomi dan permintaan dari mitra perdagangan utama Indonesia.

Di sisi lain, program untuk dwelling time dan industri farmasi akan membutuhkan waktu untuk menuai hasil, sehingga hasilnya akan ditunggu. Jika dwelling time Indonesia dapat dipangkas hingga kurang dari 3 hari pada 2017 (saat ini dwelling time Indonesia yang tertinggi dibandingkan negara lain), hal itu juga dapat memangkas beban logistik Indonesia yang saat ini 23,5% GDP (vs ASEAN 16,5%).

Sementara itu, perkembangan pada industri farmasi domestik, terutama pada produksi bahan mentah, cukup esensial karena 95% bahan mentah obat-obatan masih diimpor.

“Menurut kami, perkembangan industri akan memengaruhi subsidi pemerintah pada program BPJS pada jangka pendek dan menengah,” tandasnya. (*) Ria Martati

 

Editor: Paulus Yoga

Related Posts

News Update

Top News