Optimisme Pasar Modal Indonesia Untuk Lanjutkan Pemulihan Ekonomi

Optimisme Pasar Modal Indonesia Untuk Lanjutkan Pemulihan Ekonomi

Jakarta – Kinerja Pasar Modal Indonesia selama tahun 2022 tercatat stabil dan terus menunjukkan kinerja yang positif. Hal ini tercermin dari sejumlah indikator seperti stabilitas pasar, aktivitas perdagangan, jumlah penghimpunan dana, dan jumlah investor ritel yang terus menembus rekor tertinggi.

Wakil Presiden Republik Indonesia, K.H. Ma’ruf Amin mengatakan, bahwa aktivitas Pasar Modal Indonesia pada tahun ini cukup bergairah dengan IHSG yang berhasil mempertahankan pertumbuhan serta kapitalisasi pasar yang terus meningkat sehingga berhasil menjadi bursa terbesar di kawasan ASEAN.

“Beberapa capaian kinerja positif di Pasar Modal diharapkan menjadi pijakan positif bagi pelaku pasar untuk menatap optimisme perekonomian di tahun 2023 seraya tetap menjaga kewaspadaan dan kehati-hatian,” kata Ma’ruf Amin dalam Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022, Jumat, 30 Desember 2022.

Menteri Keuangan Sri Mulyani juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh stakeholders yang telah hadir dan telah berhasil menutup tahun 2022 dengan sangat baik di tengah ujian ketidakpastian yang luar biasa.

“Saya senang bahwasanya stakeholders utama hadir dalam menjaga resilience di sektor keuangan terutama di Pasar Modal dan harapannya hal ini terus dijaga hingga tahun mendatang,” kata Sri Mulyani.

Seperti diketahui, per 29 Desember 2022, IHSG telah berada di posisi 6.860,08 poin atau berhasil tumbuh sebesar 4,23% secara year-to-date. Seiring dengan pertumbuhan IHSG tersebut, kapitalisasi pasar juga tumbuh sebesar 15,18% secara year-to-date yaitu sebesar Rp9.509 triliun.

IHSG juga menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah di level 7.318,01 poin, tepatnya pada tanggal 13 September 2022. Demikian halnya dengan kapitalisasi pasar yang mencatatkan rekor tertinggi sepanjang sejarah pada tanggal 27 Desember 2022 sebesar Rp9.600 Triliun.

Meskipun kinerja IHSG mengalami pertumbuhan dan diapresiasi banyak pihak, namun kinerja Reksa Dana masih mengalami tekanan yang disebabkan beberapa faktor antara lain terkait kebijakan shiftingunit link ke instrumen keuangan lain di luar reksa dana.

Selain itu, per 28 Desember 2022, total NAB Reksa Dana tercatat turun 12,58% menjadi Rp505,69 triliun, dengan jumlah produk Reksa Dana yang juga menurun dari 2.198 menjadi 2.143 produk. Seiring dengan telah pulihnya kembali aktivitas perekonomian domestik, aktivitas penghimpunan dana melalui Pasar Modal terus meningkat.

Kemudian, per 29 Desember 2022, OJK telah mengeluarkan surat Pernyataan Efektif atas Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum untuk 224 penawaran umum yang terdiri dari 57 Penawaran Umum Perdana Saham, 44 Penawaran Umum Terbatas, 123 Penawaran Umum Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk dengan total nilai hasil Penawaran Umum sebesar Rp266,41 triliun.

Dari sisi demand, OJK mencatat pertumbuhan jumlah investor ritel di Indonesia juga sangat pesat, terbukti saat ini jumlah investor ritel mencapai 10,30 juta SID atau meningkat lebih dari 10 kali lipat dalam 5 tahun terakhir. Sejak tahun 2020, OJK melihat pertumbuhan jumlah investor Pasar Modal lebih dari 2,5 juta SID setiap tahunnya.

Selanjutnya penghimpunan dana melalui securities crowdfunding (SCF) untuk mendukung pengembangan UMKM juga terus mengalami pertumbuhan dengan telah berhasil dimanfaatkan oleh 334 pelaku UMKM dengan total penghimpunan dana sebesar Rp713,29 miliar dari 13 platform Penyelenggara SCF. (*)

Editor: Rezkiana Nisaputra

Related Posts

News Update

Top News