Jakarta – Pasar saham dunia menguat yang dipicu oleh bangkitnya harga minyak pada perdagangan kemarin, Senin, 15 Agustus 2016.
“Sebagian besar mendekati level tertinggi tahunan karena peningkatan selera investor terhadap aset yang lebih berisiko” ujar Lukman Otunuga, Reseacrh Analyst FXTM.
Menurut Lukman, sebagian besar pasar saham Asia kecuali Nikkei umumnya menguat dan dapat semakin meningkat apabila optimisme terhadap intervensi bank sentral membuat investor mendekati aset berisiko. Kondisi pasar Eropa juga dibuka dengan baik.
FTSE100 menguat karena vulnerabilitas FTSE. Kendati Wall Street melemah pada penutupan Jumat lalu karena data penjualan ritel AS yang mengecewakan, pasar saham AS dapat menguat hari ini apabila sentimen positif dari Asia dan Eropa merambat ke Amerika. Faktor pendorong di balik menguatnya pasar saham, menuurt Lukman, adalah sentimen, bukan faktor fundamental. Karena itu, keberlangsungan reli pasar ini patut dipertanyakan.
Di hari yang sama, Indesk Harga Saham Gabungan tercatat merosot pada perdagangan kemarin, Senin, 15 Agustus 2016 pasca rilisnya data perdagangan yang kurang menggembirakan yang merusak sentimen dan selera risiko.
Berdasarkan data tersebut, ekspor dan impor mengalami penurunan secara year on year pada Juli 2016. Hal ini memicu kekhawatiran tentang perekonomian Indonesia yang merupakan perkeonomian terbesar di Asia Tenggara ini.
Lukman mengatakan, terlepas dari perkembangan ini, sentimen terhadap Indonesia secara umum tetap positif. “Mengingat, data penjualan ritel pekan lalu mengesankan dan menampilkan pertanda pulihnya ekonomi” ujar dia.
Sentimen positif terhadap ekonomi Indonesia juga disebabkan oleh pencapain makro ekonomi yang mampu melampaui proyeksi. Pada triwulan kedua 2016, PDB mencapai 5,18%. Sementara itu, optimisme peningkatan arus masuk modal sebagai dampak dari UU pengampunan pajak diharapkan dapat mendongkrak PDB 2016.
“Walaupun Indeks Harga Saham Gabungan melemah di hari Senin, namun indeks ini dapat menguat di masa mendatang apabila data domestik menampilkan perbaikan situasi ekonomi” pungkas Lukman.(*)