Jakarta – Asisten Deputi Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Kemenko Perekonomian, Gede Edy Prasetya menyatakan, meski diterpa badai COVID-19, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) masih memiliki potensi yang sangat besar jika terus dioptimalkan.
Untuk itu, pihaknya terus mendorong bisnis UMKM agar terus menggeliat, sehingga secara tidak langsung nantinya dapat berkontribusi juga terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
“Mudah-mudahan kontribusi terhadap ekonominya juga semakin bagus, ini yang kita harapkan,” ujarnya dalam sebuah webinar di Jakarta, Rabu, 19 Agustus 2020.
Gede menyatakan, beberapa hal dirasa masih menjadi batu sandungan bagi bisnis UMKM, yakni sektor UMKM masih belum didukung dengan iklim usaha yang baik. Walaupun begitu, ia berharap, dengan berbagai relaksasi kebijakan dan perizinan yang ada di Indonesia, iklim usahanya dapat semakin membaik.
“Kemudian, 52,5% UMKM kita bersifat informal. Ini juga yang sedang kita benahi dengan kebijakan-kebijakan, sehingga nantinya mereka bisa berubah menjadi formal dan bisa mengakses perbankan dengan baik,” ucapnya.
Tantangan lainnya, sambung Gede, adalah masih kurangnya layanan finansial yang menjangkau sektor UMKM. Namun, hal ini terus dibenahi oleh pemerintah. Ia menjabarkan, tahun ini pemerintah sudah menyalurkan Rp198,7 triliun kredit usaha rakyat (KUR) kepada UMKM, belum lagi kredit-kredit lainnya yang bernilai di atas Rp500 juta sampai dengan Rp10 miliar.
“Di masa pandemi ini kita surprise sekali, karena biasanya plafon yang sudah ditetapkan tidak terlampaui, ini justru jauh melampaui plafon yang kita tetapkan di awal tahun. Padahal sekarang kondisinya pandemi COVID-19,” tambah Gede.
Selain itu, tantangan lainnya bagi sektor UMKM adalah kesulitan dalam menembus pasar global. Ia berharap, masyarakat yang berada di luar negeri, bisa menjadi garda terdepan dalam memperkenalkan UMKM Indonesia menjadi UMKM yang unggul.
“Mudah-mudahan Indonesia setelah PSBB dilonggarkan ini, kita bisa reborn kembali. Perekonomian kita mudah-mudahan bisa menggeliat. Dan yang dikhawatirkan orang-orang terkait ekonomi Indonesia mudah-mudahan tidak terlalu jauh dampaknya,” tutupnya. (*) Bagus Kasanjanu