Jakarta – Seiring dengan peralihan pandemi ke endemi yang berpengaruh terhadap perbaikan ekonomi. Di tahun 2022 ini, BRI Life terus mengoptimalisasi produk dan melakukan tranformasi digital untuk tetap tumbuh. BRI Life juga akan meningkatkan nasabah-nasabah di segmen mikro dan meningkatkan produk layanan sesuai kebutuhan.
”Mulai dari tahun lalu kita sudah maping nasabah-nasabah di Bank BRI kebutuhannya seperti apa, supaya bisa menyiapkan produk-produk yang sesuai dengan mereka. Sekarang kita punya produk untuk segmen mikro dimana kita penetrasi dengan produk-produk yang kita sebut AM-KKM (Asuransi Mikro-Kecelakaan, Kesehatan dan Meninggal Dunia). Diakhir tahun lalu juga sudah launching produk yang menyasar nasabah-nasabah ritel yang ada cabang-cabang di Bank BRI, kita juga sudah launching produk proteksi dimana meng-cover critical illness,” ungkap jelas Iwan Pasila, Direktur Utama BRI Life, Rabu, 25 Mei 2022.
Lanjut Iwan, strategi tersebut akan terus di dorong karena menjadi tumpuan BRI Life ke depan, bagaimana mendorong produk proteksi yang mudah dimengerti dan dipahami oleh nasabah di Bank BRI dan juga nasabah-nasabah agency. Sehingga ke depannya dapat mengurangi dampak miss selling serta mendorong pengembangan dari sisi pelayanan pelanggan dengan menggunakan teknologi.
Selain itu, dalam sisi inovasi digital, BRI Life terus mengembangkan layanan untuk mempermudah nasabah tentunya sesuai dengan regulasi.
“Tentu kita banyak bekerjasama dengan induk kami BRI di aplikasi BRImo, dalam waktu dekat kami akan meluncurkan produk di BRImo, jadi kami memanfaatkan kemampuan digital yang sudah dimiliki oleh induk kami. Inovasi berikutnya yaitu dari sisi layanan karena kami pun tahu nasabah kami sudah digitally on board, kita harus pastikan servicing nya juga bisa secara digital,” tambah Yosie William Iroth, Direktur Operasional BRI Life.
Disamping itu, masih banyak tantangan yang harus BRI Life antisipasi, dalam pengembangan bisnis di tahun ini. Dengan adanya kebijakan baru dari SEOJK mengenai tarif premi, yang menjadi tatangan tersendiri bagi BRI Life dalam mengurangi dampak SEOJK.
”Dengan pemulihan ekonomi ini kemampuan nasabah sangat terbatas, jadi ini tantangan pertama bagimana kita mendesain produk yang bisa memenuhi kebutuhan nasabah yang lebih fokus di proteksi. Kedua ada SEOJK mengenai PAYDI, ini menjadi tantangan tersendiri bagaimana caranya kita kemudian mengatisipasi dampak dari SEOJK, karena melihat cukup banyak pengaturan dari sisi produk maupun oprasional,” jelas Iwan.
Iwan juga menambahkan, semua akan diantisipasi dengan perubahan produk termasuk produk-produk pengganti, karena dengan SEOJK yang baru ini akan sulit untuk BRI Life menjual secara ritel. Kemudian tantangan yang terakhir, yaitu transformasi digital bagaimana BRI Life menyiapkan SDM untuk bisa bertahan dengan tantangan transformasi digital dengan adanya transformasi budaya. (*) Irawati