Jakarta – Sektor UMKM menjadi salah satu sektor yang paling terdampak pandemi COVID-19. Padahal, sektor UMKM adalah tulang punggung dari perekonomian nasional. Meskipun begitu, Teguh Supangkat, Deputi Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tetap optimis bahwa UMKM adalah sektor yang tahan banting dalam menghadapi pandemi Covid-19.
“Dari tahun ke tahun, UMKM adalah industri yang memang tahan banting sebelum maupun sesudah Covid-19 walau risiko kredit sedikit naik. Masih tahan terhadap goncangan yang ada. Ini terbukti dari NPLnya yang berada di level 4,14%. Risiko kredit memang sedikit naik tapi masih terkendali,” ujar Teguh via Webinar Infobank bertemakan UMKM Gearing-Up Into New Normal di Jakarta Kamis 25 Juni 2020.
Lebih lanjut, Teguh menyebutkan, ada 3 sektor perekonomian yang performanya membaik di tengah pandemi. Sektor tersebut adalah pertanian, perburuan, dan perhutanan. NPL ketiga sektor ini tercatat membaik pada Mei 2020 dibandingkan bulan sebelumnya
“Terutama di sektor pertanian, perburuan, dan perhutanan, malah NPLnya membaik dari 2,39% pada April menjadi 2,31% pada Mei 2020. Ketiga sektor ini mungkin adalah salah satu sektor yang paling dibutuhkan saat ini,” ucapnya.
Dengan membaiknya sektor UMKM, pemulihan ekonomi akan berjalan lebih cepat. Sehingga, perekonomian Indonesia akan dapat kembali seperti sedia kala lebih cepat pula.
Menurut data OJK, sektor perbankan saat ini telah menyalurkan kredit ke sektor UMKM sebesar Rp1.091,63 miliar. Porsi penyaluran paling besar berada di BUKU IV dengan 68% kredit UMKM. Sementara itu, 17% berada di BUKU III, 14% di BUKU II, dan 1% di BUKU I. (*) Evan Yulian Philaret