Perlu komitmen menyeluruh dari sektor jasa keuangan untuk tidak membiayai perusahaan atau sektor yang merusak lingkungan dan hanya mengandalkan profit saja.
“Tetunya ini tidak mudah, tapi dari yang dipelajari tidak cukup hanya melihat amdal saja. Belajar dari Tiongkok mereka sudah memasukkan sustainable finance itu, karena dampak lingkungan yang terjadi di sana sudah demikian besar. Pertumbuhan ekonomi mereka yang tinggi berdampak besar bagi lingkungan,” tukasnya.
(Baca juga: Uji Coba Bank Berkelanjutan Sukses)
Makanya ke depan, pihaknya akan mengatur agar pembiayaan atau kredit bank yang disalurkan kepada perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor sosial dan lingkungan. Bahkan industri asuransi juga didorong untuk tidak memberikan jaminan aset kepada perusahaan yang merusak lingkungan. (*) Dwitya Putra
Editor: Paulus Yoga
Page: 1 2
Jakarta – Aplikasi investasi digital Bibit.id terus berkolaborasi dengan berbagai komunitas untuk mengampanyekan pentingnya berinvestasi… Read More
Jakarta - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengangkat Irjen Rudi Setiawan menjadi Kapolda Jawa Barat… Read More
Jakarta - Harga saham PT Medela Potentia Tbk (MDLA), emiten sektor kesehatan, meningkat usai resmi… Read More
Jakarta - Anggota Komisi VII DPR RI, Yoyok Riyo Sudibyo menanggapi gelombang pemutusan hubungan kerja… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali dibuka menghijau ke level 6.439,45 dari posisi… Read More
Jakarta - Presiden RI Prabowo Subianto melakukan lawatan kenegaraan ke Yordania. Di sana, Prabowo melakukan… Read More