OJK Pastikan Sektor Jasa Keuangan Masih Stabil

OJK Pastikan Sektor Jasa Keuangan Masih Stabil

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat hingga data Januari, sektor jasa keuangan tetap stabil dan terus bertumbuh. Hal ini tercermin dari meningkatnya fungsi intermediasi di sektor perbankan dan IKNB. Selain itu, OJK juga memcatat nilai transaksi dan penghimpunan dana di pasar modal juga meningkat.

“OJK juga mencatat aktivitas perekonomian global semakin pulih meski sedikit tertahan imbas penyebaran covid varian Omicron yang ditandai indeks kepercayaan konsumen dan penjualan ritel yang melambat walaupun masih di zona positif. Perekonomian global juga masih dibayangi oleh rencana normalisasi kebijakan moneter di AS yang cukup agresif dan gejolak akibat invasi Rusia ke Ukraina yang mendorong peningkatan harga komoditas,” jelas Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Logistik, Anto Prabowo pada keterangannya, di Jakarta.

Kemudian, fungsi intermediasi perbankan pada bulan Januari 2022 (data sementara) mencatatkan tren peningkatan dengan kredit tumbuh sebesar 5,79% yoy. Sektor usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi antara lain pertambangan 26,83%, transportasi 11,14% dan pengolahan 8,98%. Berdasarkan segmentasi, terdapat peningkatan kredit kategori debitur korporasi sebesar 5,23% yoy dan konsumsi 4,98% yoy.

Selain itu, likuiditas industri perbankan pada Januari 2022 masih berada pada level yang memadai. Hal tersebut terlihat dari rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit dan Alat Likuid/DPK masing-masing sebesar 156,76% dan 34,73%, di atas ambang batas ketentuan masing-masing pada level 50% dan 10%.

Baca juga : DPK Tumbuh, Simpanan di Perbankan Masih Aman

Lembaga jasa keuangan juga mencatatkan permodalan yang semakin membaik. Industri perbankan mencatatkan peningkatan CAR menjadi sebesar 25,78% atau jauh di atas threshold. Sementara itu, industri asuransi jiwa dan asuransi umum mencatatkan RBC yang juga meningkat masing-masing sebesar 530,8% dan 311,1% yang berada jauh di atas threshold 120%.

Selanjutnya, Dana Pihak Ketiga (DPK) mencatatkan pertumbuhan sebesar 12,07% yoy. Penghimpunan dana di pasar modal hingga akhir Februari 2022 telah mencapai nilai Rp29,73 triliun dengan penambahan emiten baru sebanyak 9 emiten. Penawaran umum mayoritas berasal dari sektor keuangan 33,6%, sektor industrial 16,6% dan sektor properti 13,5%. Hal ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia masih baik.

Sepanjang Februari 2022, indeks saham cenderung menguat seiring optimisme pelonggaran PPKM. IHSG menguat sebesar 3,88% mtd dan relatif lebih tinggi dari negara emerging market lainnya. Investor nonresiden mencatatkan net buy sebesar Rp17,51 triliun, terutama ke saham sektor perbankan dan komoditas.

Di sektor IKNB, piutang pembiayaan dalam tren peningkatan menjadi sebesar Rp367 triliun. Sektor asuransi berhasil menghimpun premi pada bulan Januari 2022 sebesar Rp26,9 triliun dengan premi Asuransi Jiwa sebesar Rp15,1 triliun, serta Asuransi Umum sebesar Rp11,8 triliun.

Sedangkan, penghimpunan iuran dana pensiun tercatat sebesar Rp3,86 triliun. Selain itu, fintech peer to peer (P2P) lending pada Januari 2022 mencatatkan pertumbuhan outstanding pembiayaan sebesar Rp1,26 triliun atau 93,8% yoy.

Profil risiko lembaga jasa keuangan pada Januari 2022 masih terjaga meskipun terdapat peningkatan rasio NPL gross menjadi sebesar 3,10% dengan NPL nett stabil pada 0,88%, sedangkan rasio NPF Perusahaan Pembiayaan turun menjadi 3,25%. Sementara itu, Posisi Devisa Neto (PDN) Januari 2022 tercatat sebesar 1,65% atau berada jauh di bawah threshold sebesar 20%.

“OJK terus mengamati perkembangan kondisi perekonomian dan sektor jasa keuangan. OJK bersama Pemerintah dan otoritas terkait lainnya serta para stakeholder terus menjaga menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendorong akselerasi pemulihan ekonomi nasional,” ujar Anto. (*)

 

Editor: Rezkiana Nisaputra

Related Posts

News Update

Top News