Jakarta – Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,2 persen (yoy) pada tahun 2025.
Proyeksi tersebut dirilis dalam laporan OECD Economic Survey of Indonesia 2024, yang mengulas kondisi terkini perekonomian Indonesia, termasuk dampak pandemi, dinamika inflasi, reformasi kebijakan struktural, serta peluang dan tantangan global.
Laporan tersebut juga mengangkat dua tema utama, yakni digitalisasi dan transisi hijau, serta mencakup berbagai isu seperti makroekonomi, tenaga kerja, sosial, investasi, perdagangan, dan lingkungan hidup.
Ekonomi Pulih Pascapandemi
OECD mencatat pemulihan ekonomi Indonesia pascapandemi berlangsung baik, didukung oleh kebijakan fiskal dan moneter yang berhati-hati.
Inflasi yang pada 2022 mencapai 6 persen berhasil ditekan hingga menjadi 1,7 persen pada Oktober 2024.
Baca juga: Mobil Dinas Pejabat Bakal Diasuransikan Pakai APBN, OJK Beri Respons Begini
“OECD memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025 akan mencapai 5,2 persen yoy,” tulis OECD dalam siaran pers Kementerian Keuangan, Rabu, 27 November 2024.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil konsistensi kebijakan dan reformasi struktural.
Baca juga: Kadin Segera Rilis White Paper, Berikut Usulan Agar Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen
Ia juga menyoroti visi Indonesia untuk menjadi negara berpendapatan tinggi yang inklusif dan berdaya saing.
“Indonesia memiliki visi untuk menjadi negara berstatus pendapatan tinggi, lebih inklusif, dan tentu saja memperkuat struktur ekonomi kami. Beberapa kebijakan yang diadopsi akan terus diperkuat termasuk, dalam hal ini, memperkuat struktur ekonomi melalui hilirisasi industri, baik yang terkait dengan kekuatan mineral strategis seperti tembaga dan nikel, maupun di sektor lain seperti hasil pertanian yang menjadi prioritas Presiden,” ujar Menkeu.
Kemajuan Pendidikan dan Kesetaraan Gender
Laporan OECD juga mencatat peningkatan signifikan dalam pendapatan per kapita dan penurunan kemiskinan ekstrem selama 25 tahun terakhir.
Perluasan akses pendidikan dasar, penguatan pendidikan kejuruan, serta peningkatan peluang kerja bagi perempuan telah membantu mengurangi kesenjangan gender dalam angkatan kerja.
Ekonomi Digital dan Transisi Hijau
Ekonomi digital menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan Indonesia. Sektor e-commerce dan startup berkembang pesat, didukung oleh peningkatan konektivitas digital.
Pemerintah juga mengembangkan layanan e-government untuk meningkatkan pelayanan publik sekaligus efisiensi operasional.
Baca juga: Setiap Tahun 1,3 Miliar Ton Makanan Terbuang Sia-Sia, Nilainya Tembus Ratusan Triliun
Sementara itu, dalam transisi hijau, Indonesia menunjukkan komitmen kuat untuk mencapai Net Zero Emission pada 2060 atau lebih cepat.
Kebijakan pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) serta investasi di energi berkelanjutan menempatkan Indonesia di barisan depan dalam aksi pengendalian perubahan iklim global.
“Dalam transisi hijau, kami menempatkannya sebagai salah satu prioritas, sebagaimana disebutkan dalam KTT Pemimpin G20. Kami tetap berkomitmen pada transisi hijau di Indonesia, khususnya dalam memilih lebih banyak energi terbarukan,” ungkap Menkeu. (*)
Editor: Yulian Saputra