Jakarta – Ketidakpastian ekonomi global dan geopolitik menjadikan investor cenderung mengamankan dananya ke aset investasi yang lebih kondusif. Obligasi dinilai menjadi investasi yang menguntungkan di triwulan kedua 2024.
Chief Investment Officer Bank DBS Hou Wey Fook mengatakan, obligasi menjadi investasi yang menghasilkan pendapatan daripada ekuitas, mengingat rasio risiko dan imbal hasil yang menarik.
Menurutnya, selisih imbal hasil negatif antara dividen ekuitas AS dan imbal hasil surat utang pemerintah AS bertenor 10 tahun menekankan daya tarik obligasi dibandingkan dengan saham.
Baca juga : Pasar Obligasi 2024 Diproyeksi Tetap Kuat, MAMI Beberkan Penopangnya
“Data aliran dana sejak awal tahun adalah bukti lebih lanjut bahwa secara umum, investor memilih obligasi dari berbagai kelas aset,” katanya dalam DBS CIO Insights 2Q24: Peningkatan Nilai Aset Meluas yang disiarkan secara daring, Senin, 1 April 2024.
Ia mengatakan, obligasi sebagai kelas aset sensitif terhadap suku bunga memang tidak mencatat keuntungan dari selisih harga jual dan harga beli.
“Namun obligasi mencatat pertumbuhan pendapatan bunga hingga lebih dari 5 persen per tahun dari perusahaan-perusahaan layak investasi,” jelasnya.
Baca juga : Obligasi jadi Aset Investasi Paling Diminati Nasabah DBS Treasures, Ini Alasannya
Diberitakan Infobanknews sebelumnya, produk investasi obligasi lebih condong diminati para nasabah DBS Treasures Private Client. Adapun, jenis obligasi yang diminati adalah obligasi pemerintah dibandingkan jenis obligasi lainnya.
Sebab kata dia obligasi pemerintah dinilai memiliki risiko minimal dan aman. Hal itu terbukti dari proporsi produk investasi obligasi lebih besar dibandingkan dengan reksa dana.
Di mana, obligasi memiliki porsi sebanyak 60 persen dan didominasi oleh obligasi pemerintah, sedangkan reksa dana memiliki porsi 40 persen.