Jakarta – Perundingan Indonesia dengan Uni Eropa terkait Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA) sudah mencapai putaran yang ke-19 pada Juli 2024 lalu. Namun, hingga saat ini, belum ada titik terang dari pertemuan ini.
Menurut Djatmiko Bris Witjaksono, Direktorat Jenderal Perundingan Perdagangan Nasional (Dirjen PPI) Kementerian Perdagangan (Kemendag), Indonesia dan Uni Eropa masih mencari titik tengah yang bisa memuaskan kedua belah pihak.
“Memang ada hal terkait dengan policy yang masih belum selesai, dalam arti kita masih mencari benar-benar titik tengah dari isu tersebut,” tutur Djatmiko pada Rabu, 25 September 2024 di Jakarta.
Dari Indonesia sendiri mengharapkan agar perundingan ini bisa membawa hasil akhir yang memuaskan pada September 2024, atau sebelum periode pemerintahan baru. Djatmiko sendiri berujar, pembahasan di fase ini sudah berlangsung dengan pragmatis.
Baca juga : Sandiaga Optimis Ekspor Ekonomi Kreatif Bakal Tembus Pasar Afrika dan Asia
Ini berbeda dengan pembahasan di periode sebelumnya, di mana kedua belah-pihak terkesan ambisius untuk memperoleh apa yang mereka perlukan. Namun, dari pihak Indonesia, ingin kerja sama ini bisa dilangsungkan.
“Sebenarnya, di awal itu, masing-masing dari kita cukup ambisius. Tapi, karena kita ingin menyelesaikan ini dalam perangai yang lebih pragmatis, jadi kita perlu melihat dan mencoba lebih pragmatis terutama dari pemerintah Indonesia,” katanya.
Djatmiko berujar, beberapa aspek yang sudah disetujui oleh kedua belah pihak meliputi akses pasar dan perdagangan barang, berupa penghapusan instrumen tarif secara bertahap, serta pembahasan di sektor jasa, sektor investasi, dan fasilitas.
Baca juga : Siasat Pemerintahan Prabowo Genjot Ekonomi RI hingga 8 Persen
Namun, ada juga hal yang dirasa masih terganjal baik oleh Indonesia maupun Uni Eropa. Salah satunya adalah isu deforestasi. Isu-isu lain berupa regulasi, yang Djatmiko tidak bisa sebutkan.
Apabila jika perundingan tak kunjung menemui titik terang, Djatmiko melihat pemerintah di periode mendatang yang nantinya akan melanjutkan pembahasan dengan Uni Eropa.
“Kalau tidak bisa (selesai) sekarang, itu bisa menjadi satu bagian yang kedepannya nanti akan kita kerjasamakan kembali, atau kita bahas kembali, atau kita lengkapkan kembali komitmennya,” tegasnya. (*) Mohammad Adrianto Sukarso