Jakarta – Bank DKI membukukan laba bersih di kuartal III-2022 sebesar Rp726 miliar. Angka tersebut mengalami pertumbuhan cukup signifikan yakni sebesar 28,83% bila dibandingkan dengan capaian laba bersih di tahun sebelumnya pada periode yang sama yakni sebesar Rp564 miliar.
Sekretaris Perusahaan Bank DKI, Arie Rinaldi mengatakan, raihan laba bersih di kuartal III-2022 tersebut salah satunya ditopang oleh penyaluran kredit yang sebesar Rp46,7 triliun, atau tumbuh 26,82% bila dibandingkan dengan penyaluran kredit di tahun lalu pada periode yang sama sebesar Rp36,9 triliun.
Pertumbuhan kredit tersebut diikuti dengan perbaikan kualitas aset yang ditandai dengan penurunan rasio Non-Performing Loan (NPL) gross dari semula 2,93% pada kuartal III-2021, menjadi 1,81% pada kuartal III-2022 dengan Loan at Risk (LAR) 13,68% yang sebelumnya 17,32% di periode sama tahun lalu.
Sementara dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK), Arie menyampaikan bahwa Bank DKI tetap mampu mencatatkan pertumbuhan sebesar 29,51%, dari semula sebesar Rp47,1 triliun pada kuartal III-2021, menjadi sebesar Rp60,9 triliun pada kuartal III-2022.
Pencapaian kinerja tersebut mendorong peningkatan total aset sebesar 26,90% dari semula Rp59,29 triliun pada September 2021, menjadi Rp75,24 triliun pada September 2022.
Menurutnya, Bank DKI akan terus berinovasi, dan melanjutkan transformasi yang dimulai sejak tahun 2021 dalam meningkatkan kualitas produk dan layanan kepada nasabah, serta turut mampu berkontribusi dalam mendorong laju perekonomian Indonesia ditengah dan pasca pandemi Covid-19.
“Kemampuan Bank DKI untuk bertahan, bahkan memberikan pertumbuhan yang positif di tengah pandemi Covid-19 menjadi indikator keberhasilan dari program transformasi 5.0 yang telah diinisiasi Bank DKI sejak tahun 2021,” ujar Arie dikutip 10 November 2022.
Atas kinerja yang positif tersebut, Bank DKI mendapatkan apresiasi dalam mempertahankan tingginya kecukupan modal di tengah pandemi. Bank DKI berhasil menyabet penghargaan sebagai The Strongest Big Regional Bank by Capital yang diterima langsung oleh Direktur Ritel & Syariah Bank DKI, Babay Parid Wazdi.
Penghargaan ini diraih karena Bank DKI dinilai mampu mempertahankan rasio kecukupan modal yang tergolong tinggi. Rasio pengungkit Bank DKI juga dinilai yang paling sehat jika dibandingkan dengan peers yang dapat digunakan untuk mendukung strategi ekspansi perseroan.
Babay Parid mengungkapkan, penghargaan yang diberikan kepada Bank DKI imi menjadi simbol optimisme atas capaian kinerja yang diraih oleh seluruh insan Bank DKI.
“Apresiasi dan terima kasih kami berikan kepada nasabah, mitra kerja, maupun pemangku kepentingan yang senantiasa meletakkan kepercayaannya kepada produk dan layanan Bank DKI sehingga kami dapat terus tumbuh di tengah pandemi Covid-19,” ucap Babay.
Dirinya mengungkapkan, bahwa dalam menghadapi tahun 2023, Bank DKI telah menyiapkan strategi transformasi di beberapa lini, yakni transformasi bisnis, transformasi IT, dan transformasi sumber daya manusia. Adapun hal ini dilakukan dalam menjaga pertumbuhan bisnis Bank DKI.
“Kita melakukan transformasi digital landing, sekarang menyalurkan kredit multiguna dan kredit micro bisa di lakukan secara online. Di bidang SDM kita bahkan membentuk learning center untuk menggodok SDM Bank DKI. Bahkan kita ingin SDM kita menjadi resources untuk DKI dan nasional,” jelas Babay.
Apalagi kata Babay, seiring dengan adaptasi yang terjadi selama pandemi Covid-19, Bank DKI tetap mampu menorehkan kinerja melalui perbandingan dengan BPD lain yang didasari pada tujuh indikator rasio keuangan yakni CAR (Capital Adequacy Ratio), ROA (Return On Assets), ROE (Return on Equity), LDR (Loan Deposits Ratio), BOPO (Belanja Operasional terhadap Pendapatan Operasional), Net Interest Margin (NIM) serta Giro Wajib Minimum (GWM).
“Melalui kecukupan modal tersebut, Bank DKI dapat menyalurkan kredit namun dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian,” tutupnya. (*)