Jakarta – Industri keuangan makin berkembang dengan hadirnya financial technology (fintech). Melihat hal itu, regulator terus mendorong Fintech berkolaborasi dengan perbankan.
Diberbagai kesempatan, otoritas keuangan pun kerap menganjurkan agar keduanya melakukan kerja sama demi memberi kontribusi positif bagi perekonomian Indonesia.
Sementara itu, menanggapi anjuran dari regulator, Co-Founder dan CEO Modalku, Reynold Wijaya mengaku pihaknya terbuka bagi semua perbankan yang ingin berkolaborasi. Ia pun mencontohkan kolaborasi antara fintech dan perbankan, yang keduanya saling tumbuh, di salah satu negara.
“Di negara seperti Cina, fintech dengan bank saling berkolaborasi. Disaat peer to peer mereka growth, banking mereka juga growth. Karena orang-orang di peer to peer lending itu akan ke perbankan,” ujarnya kepada Infobank, di Jakarta, Rabu, 18 April 2018.
Baca juga: Modalku Terima Tambahan Amunisi USD25 Juta
Reynold menambahkan, kolaborasi bisa menjadi ajang untuk bank dan fintech bersama-sama menumbuhkan industri keuangan negeri tumbuh lebih besar dan lebih inklusif.
Selain itu, Reynold menepis anggapan bahwa fintech akan menggerus bank. Menurutnya, tujuan fintech bukan untuk menggerus bank, tapi fintech untuk mengisi apa yang institusi keuangan tidak bisa isi, seperti financing gape.
“Tidak ada bukti yang bisa menunjukan hal itu (fintech menggerus bank) bisa terjadi. Itu opini yang sama sekali tidak make sense. Disini yang kami lakukan sebagai jembatan. Kami tidak tertarik untuk menyaingi ranah perbankan, tapi kami tertarik kepada orang-orang yang tidak memiliki akses,” kata Reynold.
Saat ini, Modalku telah melakukan kerjasama dengan beberapa perbankan, seperti bank Sinarmas. Pihaknya pun sedang membicarakan kolaborasi dengan salah satu Bank BUKU 4. (Ayu)