Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing yang telah masuk ke Indonesia (capital inflow) sebesar Rp4,87 triliun pada minggu keempat November 2020.
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, sumber terbesar aliran modal asing yang masuk kali ini paling besar berasal dari instrumen Surat Berharga Negara (SBN) disusul oleh aliran masuk dari saham.
“Berdasarkan data transaksi 23 hingga 26 November 2020, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp4,87 triliun,” kata Perry melalui keterangan resminya di Jakarta, Jumat 27 November 2020.
Perry menerangkan, aliran modal asing yang masuk berasal dari aliran pasar SBN sebesar Rp3,51 triliun sementara aliran masuk di pasar saham sebesar Rp1,36 triliun. Dengan begitu, berdasarkan data setelmen selama 2020 (ytd), nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto sebesar Rp141,13 triliun.
Sementara itu, Premi CDS (Credit Default Swaps) Indonesia 5 tahun turun ke 71,71 bps per 26 November 2020 dari 77,94 bps per 20 November 2020. Sedangkan untuk survei Pemantauan Harga pada minggu IV November 2020 diperkirakan inflasi sebesar 0,25% (mtm).
Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi November 2020 secara tahun kalender sebesar 1,21% (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,57% (yoy).
BI mencatat, penyumbang utama inflasi, yaitu daging ayam ras sebesar 0,10% (mtm), telur ayam ras sebesar 0,05% (mtm), bawang merah, cabai merah, cabai rawit, dan minyak goreng masing-masing sebesar 0,02% (mtm), serta tomat, bawang putih, dan jeruk masing-masing sebesar 0,01% (mtm).
Sementara itu, komoditas yang menyumbang deflasi pada periode laporan berasal dari komoditas emas perhiasan sebesar -0,02% (mtm) dan tarif angkutan udara sebesar -0,01% (mtm). (*)
Editor: Rezkiana Np