Pertimbangan perlu infrastruktur yang memadai untuk bisa memaksimalkan penyaluran kredit di segmen mikro membuat MNC Bank tak lagi menyalurkan secara langsung. Paulus Yoga
Jakarta–PT Bank MNC Internasional Tbk (MNC Bank) memutuskan melepas segmen usaha mikro. Perseroan lebih memilih menjurus bisnis konsumer.
Bank yang sebelum diakuisisi Grup MNC ini memang memiliki fokus bisnid di korporasi, usaha kecil dan menengah (UKM), konsumer pun mikro. Namun, dengan masuknya Grup MNC terjadi perubahan fokus bisnis.
“MNC masuk ubah fokus ke konsumer. Karena selain yield lebih tinggi, risk juga rendah,” tukas Presiden Direktur MNC Bank, Benny Purnomo usai RUPSLB perseroan di Jakarta, Jumat, 25 September 2015.
MNC Bank terpaksa melepas bisnis di segmen mikro dengan pertimbangan bukanlah perkara mudah menjalankan bisnis di segmen ini. Padahal imbal hasil atau yield di segmen ini paling menarik.
“Mikro harus punya kantor di pasar, jaraknya enggak boleh lebih dari 2 km sehingga koleksion (penarikan cicilan) mudah. Kan mikro itu polanya harian,” tutur Benny.
Ia menambahkan, outstanding kredit mikro saat ini sekitar Rp200 miliar. Benny mengklaim akan meneruskan kredit yang sudah berjalan, namun untuk penyaluran kredit baru akan bekerja sama dengan Bank Perkreditan Raykat (BPR).
“Lewat BPR, sudah ada 5 BPR kerja sama dengan kami,” tandasnya. (*)