Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini (5/12) diprediksi masih mengalami tekanan. Hal ini sejalan dengan beberapa faktor global yang bersumber dari negeri Paman Sam, yang mendorong dolar AS semakin perkasa terhadap mata uang di negara-negara berkembang.
Demikian pernyataan tersebut seperti disampaikan oleh Analis PT Samuel Sekuritas Indoesia, Ahmad Mikail, di Jakarta, Selasa, 5 Desember 2017. Menurutnya, penguatan dolar AS yang makin perkasa ini dipicu oleh adanya kemungkinan kembalinya produksi minyak AS yang membuat rupiah diperkirakan tertekan.
“Dolar Index diperkirakan menguat terhadap sejumlah mata uang hari ini. Hari ini dolar diperkirakan diperdagangkan di level Rp13.530 pers US$ hingga Rp13.550 per US$,” ujarnya.
Terlebih, kata dia, harga komoditas yang juga diperkirakan tertekan juga menjadi sentimen negatif pada pergerakan rupiah. Tertekannya harga komoditas ini seiring dengan meningkatnya produksi minyak di AS. Padahal sebelumnya, harga komoditas menunjukkan tengah mengalami perbaikan.
“Berita tersebut kemungkinan akan menekan nilai tukar negara-negara pengekspor komoditas termasuk rupiah. Rapat FOMC yang semakin dekat juga diperkirakan akan semakin memperkuat dolar,” ucapnya. (*)