Jakarta – PT Sinar Terang Mandiri Tbk (MINE) mengantongi dua kontrak kerja sama strategis baru dengan anak usaha PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), yakni PT Sulawesi Cahaya Mineral (PT SCM).
Berdasarkan kerja sama itu, MINE akan melakukan sejumlah kegiatan utama di sektor tambang nikel, mulai dari pemindahan lapisan tanah (topsoil), penggalian bijih nikel, hingga pengangkutan bijih nikel. Adapun volume produksi ditargetkan mencapai 25,3 juta BCM selama kontrak tiga tahun.
Tidak hanya itu, MINE juga dipercaya untuk menjalankan jasa hauling, yaitu pengangkutan bijih saprolite dan gravel dari Kabupaten Konawe menuju Kawasan Industri Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.
Baca juga: Laba Bersih MINE Naik 41 Persen Jadi Rp306 Miliar, Ini Penopangnya
Direktur Utama MINE, Ivo Wangarry, menyatakan dua kontrak baru yang dijalankan bersama PT SCM semakin mempertegas posisi MINE sebagai perusahaan jasa penunjang pertambangan dan sekaligus menjadi wujud nyata komitmen perseroan dalam mendorong pertumbuhan bisnis jangka panjang.
“Kolaborasi ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat dan memperluas portofolio proyek kami, sekaligus menegaskan komitmen kami dalam menciptakan manfaat signifikan bagi seluruh pemangku kepentingan,” ucap Ivo dalam keterangan resmi di Jakarta, 28 Mei 2025.
Perseroan optimistis kontrak baru ini akan memberikan dampak positif terhadap keberlangsungan bisnis, kinerja keuangan, serta operasional perseroan. Ia juga mengungkapkan bahwa proyek baru ini memerlukan nilai investasi signifikan di awal periode yang berpotensi memengaruhi profitabilitas jangka pendek perseroan.
Baca juga: MTDL Bidik Pendapatan dan Laba Tumbuh 10 Persen di 2025, Begini Strateginya
Sebagai informasi, MINE mencatatkan kinerja keuangan yang positif di kuartal I 2025. Ini tercermin dari pertumbuhan laba komprehensif tahun berjalan sebesar Rp62,4 miliar atau naik 8,5 persen dari Rp57,5 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Peningkatan laba tersebut ditopang kenaikan pendapatan usaha perseroan sebesar 12,3 persen dari Rp509,9 miliar (2024) menjadi Rp572,7 miliar. (*)
Editor: Galih Pratama










