Jakarta – Animo kaum muda untuk berinvestasi terhadap mata uang kripto atau cryptocurrency kian meningkat seiring perkembangan zaman. Banyak alasan mereka terjun ke dunia kripto, ada yang mencari penghasilan dari return yang diberikan atau sekadar ikut-ikutan tren semata,
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Uiversitas Indonesia (FEB UI) Ibrahim Kholilul Rohman mengatakan, kripto menjadi salah satu instrumen investasi menguntungkan belakangan ini.
Hal ini terlihat dari kripto menjadi aset paling menguntungkan pada semester pertama 2023. Di mana, bitcoin mencatatkan peningkatan harga 83,75% secara year to date(YtD) hingga Juni 2023 menjadi USD 30.390,91 per koin, disusul Ethereum yang naik 60,89% menjadi USD 1.927,01.
Baca juga: Transaksi Aset Kripto Tembus Rp75,81 Triliun, Bappebti Perketat Pengawasan
“Per Juni 2023, kripto menjadi aset paling tinggi secara year to date dibanding instrumen investasi lain,”katanya dalam acara Literacy Roadshow Milenial Melek Keuangan, Cari Cuan dan Aman, di FEB UI, Depok, Jawa Barat, Rabu (6/9).
Di Indonesia sendiri, perdagangan aset kripto kian meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), pada akhir 2021 tercatat jumlah pelanggan atau pengguna aset kripto sebanyak 11,2 juta orang.
Angka tersebut merokat 48,7 persen dibanding di akhir November 2022 yang mencapai 16,55 juta orang. Menariknya, dari jumlah itu, didominasi kaum milenial berusia antara 18—30 tahun.
“Secara global perdagangan kripto meningkat. Artinya setiap tahun transaksi ini meningkat dua kali lipat,” jelasnya.
Meski begitu kata dia, investasi kripto tidak semudah yang dikira. Kaum muda, harus mengetahui supply and demand. Kedua item tersebut bisa mempengaruhi harga barang.
“Jadi, paling penting buat anak muda saat memilih investasi apapun termasuk kripto harus tau supply dan demand seperti apa,” tegasnya.
Dalam dunia kripto, supply sendiri merupakan jumlah token yang ada di blockchain, termasuk token yang tidak beredar di kalangan publik.
Istilah ini dikenal pula dengan total supply. Ketika suatu proyek kripto meluncurkan token baru, biasanya mereka akan membuat lebih banyak token kripto dibandingkan yang telah mereka distribusikan saat itu.
Baca juga: Negara Berhasil Kantongi Pajak dari Pinjol dan Kripto, Segini Nilainya
Adapun demand, yakni banyaknya jumlah permintaan atas token kripto. Jumlah demand akan kripto dipengaruhi akan banyak hal, mulai dari eksposur dan kepopuleran crypto secara umum kian meningkat.
Hingga penerapan kripto dalam pelbagai institusi seperti El Savador yang telah menerbitkan obligasi bitcoin.
“Kalau kaum muda bisa mendapatkan masukan (insight) dari supply dan demand, jadi bisa mengetahui bahwa kripto merupakan investasi berisiko tapi jika pintar mengelola jelas akan menguntungkan,” pungkansya. (*)
Editor: Galih Pratama