Merger Bank Syariah BUMN Efektif Awal Febuari 2021

Merger Bank Syariah BUMN Efektif Awal Febuari 2021

Jakarta – PT Bank BRIsyariah Tbk (BRIS), PT Bank Syariah Mandiri  (BSM) dan PT Bank BNI Syariah (BNIS) telah mempublikasikan Ringkasan Rancangan Penggabungan Usaha (merger) yang mencakup penjelasan mengenai visi, misi, dan strategi bisnis Bank Hasil Penggabungan. Publikasi tersebut merupakan bagian dari tahapan rencana penggabungan ketiga bank syariah milik BUMN.

Dimana tanggal efektif penggabungan sebagaimana tercantum dalam Ringkasan Rencana Merger adalah pada 1 Februari 2021. Untuk itu, tidak ada perubahan operasional dan layanan selama proses ini  berlangsung.

Bagi para nasabah, ketiga bank menjamin sepenuhnya operasional tetap berjalan normal dengan  kualitas layanan yang tetap optimal dan prima. Menjadi komitmen ketiga bank Syariah untuk melaksanakan merger ini dengan sebaik-baiknya demi kepentingan seluruh pemangku kepentingan. 

Saat ini dokumen Ringkasan Rencana Merger telah disampaikan kepada seluruh regulator terkait baik  regulator pasar modal dan perbankan. Tahapan dan proses-proses selanjutnya akan sepenuhnya  dilaksanakan sesuai dengan regulasi dan perundang-undangan yang berlaku.

Hery Gunardi, selaku Ketua Project Management Office Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah  BUMN sekaligus Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, mengatakan seluruh proses dan tahapan-tahapan setelah Ringkasan Rencana Merger tersebut akan terus dikawal hingga tuntasnya integrasi ketiga bank peserta penggabungan.  

“Integrasi ini lebih dari sekadar corporate action. Mengawal dan membesarkan bank syariah  terbesar di negeri ini sesungguhnya adalah amanah yang besar. Saya, mewakili PMO, diamanahkan  oleh Pemerintah melalui Kementerian BUMN untuk terus mengawal tidak hanya sampai legal merger, tapi juga memastikan hadirnya bank syariah nasional terbesar ini benar-benar dapat  memberikan manfaat bagi orang banyak dan membawa nama Indonesia ke kancah global sebagai  pusat ekonomi syariah dunia,” ungkap Hery melalui keterangan resminya di Jakarta, Rabu 21 Oktober 2020.

Direktur Utama BRIsyariah, Ngatari menambahkan bahwa masih ada sejumlah tahapan sampai  tuntasnya penggabungan ini. 

“Alhamdulillah, hari ini kita telah merampungkan dan menyampaikan Rencana Merger yang  menjadi milestone penting dari serangkaian proses dalam merger ini. Masih ada serangkaian proses  dan milestone yang harus dilalui dan kami pastikan semuanya dilakukan dengan saksama, sesuai  dengan regulasi, dan mengedepankan karyawan, nasabah, mitra usaha, dan manfaat sebesarbesarnya untuk masyarakat. Kami juga memastikan kepada para nasabah bahwa layanan tetap  berjalan normal dan optimal,” ujar Ngatari.

Sesuai dengan Ringkasan Rencana Merger yang disampaikan, Bank Hasil Penggabungan akan  memiliki modal dan aset yang kuat dari segi finansial, sumber daya manusia, sistem teknologi  informasi, maupun produk dan layanan keuangan untuk dapat memenuhi kebutuhan nasabah  sesuai dengan prinsip syariah. Hal ini diharapkan mampu meningkatkan penetrasi aset syariah serta  meningkatkan daya saing untuk mencapai visi “Menjadi Salah Satu dari 10 Bank Syariah Terbesar  Berdasarkan Kapitalisasi Pasar Secara Global dalam Waktu 5 Tahun ke Depan”. 

Direktur Utama Bank Syariah Mandiri (Mandiri Syariah), Toni E.B. Subari, menjelaskan merger ini  menggabungkan kekuatan dari tiga bank Syariah milik BUMN sehingga Bank Hasil Penggabungan  akan menghadirkan layanan dan solusi keuangan Syariah yang lengkap, modern dan inovatif dalam  satu atap untuk berbagai segmen nasabah dengan berbagai kebutuhan.

Ditunjang oleh lebih dari 1.200 cabang dan 1.700 jaringan ATM, serta didukung oleh 20.000 orang karyawan yang tersebar di seluruh Indonesia, Bank Hasil Penggabungan akan mampu memberikan layanan finansial berbasis syariah, layanan sosial bahkan spiritual bagi lebih banyak nasabah.

“Dengan core competence masing-masing, akan saling melengkapi, saling menguatkan. Jadi Bank  Hasil Penggabungan nantinya akan memiliki layanan berbasis syariah yang komprehensif dalam satu  atap bagi semua segmen nasabah, mulai dari UMKM, ritel, komesial, wholesale Syariah, sampai  korporasi, baik untuk nasabah nasional maupun investor global,” jelas Toni.

Total aset dari Bank Hasil Penggabungan akan mencapai Rp214,6 triliun dengan modal inti lebih  dari Rp20,4 triliun. Dengan demikian Bank Hasil Penggabungan akan masuk ke dalam TOP 10 bank  terbesar di Indonesia dari sisi aset dan TOP 10 bank syariah terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi  pasar. Bank Hasil Penggabungan akan tetap menjadi perusahaan terbuka dan tercatat di Bursa Efek  Indonesia dengan ticker code BRIS.

Komposisi pemegang saham pada Bank Hasil Penggabungan adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.  (BMRI) 51,2%, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) 25,0%, PT Bank Rakyat Indonesia  (Persero) Tbk (BBRI) 17,4%, DPLK BRI – Saham Syariah 2% dan publik 4,4%. Struktur pemegang  saham tersebut adalah berdasarkan perhitungan valuasi dari masing-masing bank peserta  penggabungan. 

Direktur Utama Bank BNI Syariah, Abdullah Firman Wibowo, menambahkan strategi dan  rencana bisnis dari Bank Hasil Penggabungan sebagaimana tercantum dalam Rencana Merger  sejalan dengan upaya Pemerintah dalam mewujudkan ekosistem halal dan mengembangkan  ekonomi syariah di Indonesia.

“Sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi ekonomi  Syariah yang luar biasa besar dan belum kita optimalisasi sepenuhnya. Oleh karena itu,  diharapkan Bank Hasil Penggabungan akan memiliki modal, aset, sumber daya manusia, sistem  teknologi, dan produk-produk yang mumpuni untuk memenuhi kebutuhan nasabah sesuai  dengan prinsip syariah. Hal ini diharapkan akan dapat meningkatkan penetrasi aset syariah  sehingga menjadikan Indonesia sebagai salah satu pusat keuangan syariah global,” ucap Firman. 

Di segmen ritel, Bank Hasil Penggabungan akan memiliki ragam solusi keuangan dalam ekosistem  Islami seperti terkait keperluan ibadah haji dan umrah, ZISWAF, pendidikan, kesehatan, remitansi  internasional, dan layanan dan solusi keuangan lainnya yang berlandaskan prinsip Syariah yang  didukung oleh kualitas digital banking dan layanan kelas dunia.

Di segmen korporasi dan wholesale, Bank Hasil Penggabungan akan memiliki kemampuan untuk  masuk ke dalam sektor-sektor industri yang belum terpenetrasi maksimal oleh perbankan Syariah.  Selain itu, Bank Hasil Penggabungan juga diyakini akan dapat turut membiayai proyek-proyek  infrastruktur yang berskala besar dan sejalan dengan rencana Pemerintah dalam pembangunan  infrastruktur di Indonesia. Di samping itu, Bank Hasil Penggabungan akan menyasar investor global  lewat produk-produk Syariah yang kompetitif dan inovatif.

Di segmen UKM dan Mikro, Bank Hasil Penggabungan akan terus memberikan dukungan kepada  para pelaku UMKM melalui produk dan layanan keuangan Syariah yang sesuai dengan kebutuhan  UMKM baik secara langsung maupun melalui sinergi dengan bank-bank Himbara dan Pemerintah  Indonesia. (*)

Editor: Rezkiana Np

Related Posts

News Update

Top News