Selain itu, menurut Susi, masih banyak keuntungan lainnya bagi para lulusan yang menjadi nelayan. Salah satunya, untuk menjamin keselamatan profesi nelayan, KKP mengalokasikan anggaran khusus untuk asuransi nelayan. “Asuransi langsung dapat dia sebagai nelayan. Dia jadi TKI belum tentu dapat asuransi. Jadi nelayan meninggal di laut dapat Rp200 juta. Yang mau jadi nelayan mandiri berapa orang? Suruh daftar. Itu ide yang saya pikir luar biasa. Mulai tahun depan kita programkan,” tambah Susi.
(Baca juga: Entrepreneur Muda Harus Kembangkan Fintech)
Sebagai wadah resmi berbadan hukum, ia mendorong pelaku utama dan usaha kelautan dan perikanan untuk membentuk koperasi, termasuk bagi lulusan yang ingin menjadi nelayan. “Bukankah mereka juga anak-anak nelayan? Anak-anak nelayan yang benar-benar ingin mandiri, kita berikan bantuan, buatkan mereka koperasi. Ditjen PDS (Penguatan Daya Saing) agar memastikan asistensi sampai mereka bikin koperasi dan mau melaut dimana saja. Jadikan mereka nelayan mandiri,” tuturnya.
Hal tersebut dinilai Susi menjadi perubahan yang perlu dilakukan untuk perbaikan negeri Indonesia sehingga orang-orang bisa menjadi mandiri. “Kita punya kewajiban menyiapkan generasi perikanan yang akan datang, yang mampu menghidupi diri sendiri dan ekonomi masyarakat sekitar. Ini yang paling penting,” lanjut Susi. (Bersambung ke halaman berikutnya)