Menkop Yakin Kopdes Merah Putih Bisa Saingi Koperasi Dunia, Ini Strateginya

Menkop Yakin Kopdes Merah Putih Bisa Saingi Koperasi Dunia, Ini Strateginya

Jakarta – Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi optimistis bahwa Koperasi Desa/Kelurahan (kopdes) Merah Putih dapat berkembang menjadi kekuatan ekonomi rakyat yang besar dan mampu bersaing di tingkat global. Pemerintah telah merampungkan pembentukan 80 ribu kopdes yang direncanakan akan diluncurkan secara resmi oleh Presiden Prabowo Subianto pada 19 Juli 2025.

“Selain menciptakan pembangunan yang berkeadilan, pemerintah menjadikan koperasi sebagai kekuatannya hingga berkelas dunia,” kata Budi Ari, saat menerima audiensi CEO Induk Koperasi Usaha Rakyat (Inkur) Suroto dan Regional Director of International Cooperative Aliance (ICA) Balu lyer, di Jakarta, Jumat, 11 Juli 2025.

Dalam pertemuan tersebut, Budi Arie mencontohkan keberhasilan koperasi di negara maju. Ia merujuk pada koperasi pertanian Jepang (Japanese Agriculture Zen-Noh) yang memiliki aset enam kali lipat lebih besar dari Honda, serta koperasi listrik di Amerika Serikat yang dimiliki dan dioperasikan langsung oleh pelanggan di seluruh negara bagian.

Dirinya juga menyampaikan keinginan agar momentum Tahun Koperasi Internasional 2025 dimanfaatkan untuk menyelenggarakan seminar internasional, dengan mengundang berbagai koperasi besar dunia dan dari kawasan Asia Pasifik.

“Ini untuk saling belajar dan mendorong masyarakat dapat memanfaatkan organisasi koperasi untuk menjawab berbagai isu penting dunia, terutama masalah kesenjangan ekonomi,” jelasnya.

Baca juga: Koperasi Desa Merah Putih Siap Meluncur, DPR Minta Perbankan Aktif Dukung

Budi Arie menegaskan pentingnya menjadikan koperasi sebagai arus utama (mainstream) dalam dunia bisnis modern. Ia ingin koperasi Indonesia tidak lagi dipinggirkan dalam struktur ekonomi nasional.

“Bagaimana agar koperasi dapat bekerja di semua sektor ekonomi strategis seperti di negara lain,” tegasnya.

Ia menambahkan, dalam seminar internasional tersebut, pihaknya juga ingin belajar dari kesuksesan koperasi di Asia Pasifik, seperti Koperasi Konsumen NTUC Fair Price di Singapura, yang menguasai pangsa pasar ritel hingga 62 persen, serta koperasi susu Amul di India, yang dimiliki jutaan peternak sapi dan kini menjadi perusahaan susu terbesar di negara tersebut.

“Saya berharap koperasi tidak lagi menjadi pemain pinggiran, namun menjadi pelaku utama dan menjadi soko guru ekonomi,” ucap Menkop.

ICA Dorong Partisipasi Koperasi Indonesia di Tingkat Global

Sementara itu, Balu Iyer menyampaikan bahwa saat ini terdapat 321 organisasi koperasi tingkat nasional dan organisasi internasional yang menjadi anggota ICA, mewakili lebih dari 100 negara.

“ICA adalah organisasi internasional tertua di dunia dengan keanggotaan individu paling besar dengan jumlah anggota sebanyak 1,3 miliar orang,” terang Balu Iyer.

Baca juga: Eks Bos BI Burhanuddin Abdullah Ungkap Alasan Koperasi RI Sulit Berkembang

Hingga saat ini, Inkur menjadi satu-satunya organisasi koperasi dari Indonesia yang telah tergabung dalam ICA. Balu berharap pemerintah Indonesia dapat mendorong lebih banyak organisasi koperasi untuk bergabung sebagai anggota.

“Peran ICA adalah mempromosikan keunggulan koperasi sebagai alternatif jawaban atas masalah isu distribusi kesejahteraan, perangi kesenjangan, dan kemiskinan, serta wujudkan pembangunan berkelanjutan,” terang Balu Iyer.

Ia menambahkan, ICA telah berkontribusi besar dalam mendukung hampir seluruh target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goal/SDGs).

“Karena itulah kenapa Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menetapkan tahun 2025 sebagai Tahun Koperasi Internasional atau IYC 2025,” pungkasnya. (*)

Editor: Yulian Saputra

Related Posts

News Update

Netizen +62