Jakarta – Saat ini ekonomi global masih berada dalam situasi yang tidak pasti. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, ada tiga risiko yang mengancam stabilitas ekonomi nasional yang harus diwaspadai semua pihak, yakni pandemi yang masih belum berakhir, perubahan iklim atau climate change, dan tensi geo poltik dibeberapa negara yang masih memanas.
Tantangan yang pertama, yaitu pandemi, lanjut Sri Mulyani, harus dihadapi dengan hati-hati, fleksibel, namun tetap accountable. Karena tidak ada sebuah pakem yang pasti, bagaimana cara menghadapi ketidakpastian yang bersumber dari penyakit. Oleh karena itu, ia menghimbau agar masyarakat ‘keep changing’ dalam menghadapi tantangan tersebut.
“Tantangan kedua yang tidak bisa di negosiasi adalah climate change. Tantangan ketiga yang tidak bisa diprediksi adalah perang, geo political tension negara-negara yang menguasai mayoritas ekonomi dunia,” ujarnya, dalam UOB Economi Outlook 2023, di Jakarta, Kamis, 29 September 2022.
Menurutnya, ketiga tantangan ini telah memberikan perspektif bahwa risiko saat ini tidak melulu tentang keuangan. Walaupun pandemi, climate change, dan situasi geo political yang memanas, semuanya akan bermuara pada sektor keuangan.
“Itulah kenapa desain kebijakan kita mempertimbangkan efek domino tersebut. Mulainya pandemi bisa menyebabkan sosial, lalu menyebabkan ekonomi dan ujungnya financial. Kemudian, mulainya climate change bisa menyebabkan dampak kemanusiaan, sosial, dan berujung kepada ekonomi yang ujungnya juga financial,” kata Sri Mulyani.
Ia mengungkapkan, untuk menjawab tiga tantangan tadi, pemerintah beserta berbagai stakeholder akan terus mengelola kebijakan makro, fiskal, dan moneter. Kemudian, tak luput juga kebijakan struktural, sektoral, dan sektor riil yang bertujuan menjaga Indonesia dari dampak guncangan yang mungkin akan terjadi. (*) Bagus Kasanjanu