Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memperkirakan defisit fiskal pada 2017 berada pada kisaran 2,6-2,7 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), di mana hingga 15 Desember 2017 ini tingkat defisit APBN 2017 tercatat sudah sebesar 2,62 persen.
Menter Keuangan Sri Mulyani menyebutkan, per 15 Desember 2017 nilai pendapatan negara mencapai 1.496,9 triliun atau sebesar 86,2 persen terhadap outlook APBN-P 2017, sedangkan belanja negara mencapai Rp1.849,5 triliun atau sebesar 88,1 persen terhadap outlook APBN-P 2017.
Dia merincikan, pendapatan negara yang bersumber dari penerimaan perpajakan mencapai Rp1.211,5 triliun atau sebesar 82,3 persen dari outlook APBN-P 2017 dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) senilai Rp281 triliun atau sebesar 108 persen dari outlook APBN-P 2017. Penerimaan hibah Rp4,4 triliun atau 140,7 persen dari proyeksi.
Menurutnya, belanja pemerintah pusat hingga 15 Desember 2017 sebesar Rp1.132,3 triliun atau 84,3 persen terhadap outlook APBN-P 2017. Sementara transfer ke daerah dan dana desa sebesar Rp717,3 triliun atau mencapai 94,9 persen terhadap outlook APBN-P 2017.
“Keseimbangan primer pada APBN-P 2017 hingga 15 Desember tahun ini mencapai Rp137,2 triliun atau sebesar 95,1 persen terhadap outlook APBN-P 2017. Nilai defisit anggarannya sebesar Rp352,7 triliun,” ujar Sri Mulyani di Jakarta, Rabu, 20 Desember 2017.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, untuk pembiayaan anggaraan pada APBN-P 2017 senilai Rp403,8 triliun atau sebesar 111,3 persen terhadap outlook APBN-P 2017. Pembiayaan anggaran tersebut terdiri atas pembiayaan utang, investasi pinjaman, penjaminan dan pembiayaan lainnya. (*)