Jakarta – Covid-19 varian Delta yang menyerang selama 4 bulan ke belakang membuat pemerintah menerapkan pembatasan aktivitas untuk mengurangi mobilitas masyarakat. Meskipun aktivitas terbatas, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yakin bahwa kondisi perekonomian pada kuartal III 2021 sudah mulai membaik.
“Dampak dari PPKM memang mengalami penurunan semua mobilitas, namun pada bulan Agustus semuanya membalik kembali. Retail dan rekreasi sudah mulai meningkat, grocery dan farmasi sudah mulai membalik lagi, dan secara agregat membalik. Ini adalah kunci penting, yaitu bagaimana kita tetap mengendalikan covid dan tetap bisa melakukan aktifitas ekonomi,” kata Sri Mulyani, Rabu, 25 Agustus 2021.
Kemenkeu mencatat, mobilitas masyarakat memang sempat tertahan hingga ke level negatif 17,7 pada pertengahan Juli. Meskipun demikian, angka mobilitas kembali naik secara konsisten hingga awal minggu ketiga bulan Agustus sejalan dengan kasus Covid-19 yang terkendali.
Di sisi lain, konsumsi listrik secara konsisten tumbuh positif selama empat bulan terakhir, didukung pertumbuhan listrik industri seiring subsidi listrik yang diberikan Pemerintah. Hal ini juga mengindikasikan bahwa sektor industri masih dapat beroperasi selama masa PPKM.
Selanjutnya, Neraca Perdagangan bulan Juli menunjukkan surplus senilai US$2,59 miliar atau terakumulasi sebesar US$14,42 miliar dari Januari 2021 didukung pertumbuhan ekspor-impor. Kinerja ekspor mengalami pertumbuhan sebesar 29,32% (yoy), dikontribusikan oleh ekspor batu bara, minyak kelapa sawit, besi dan baja dasar, dan gas alam. Pertumbuhan ekspor terutama didorong oleh faktor kenaikan harga komoditas global.
Sementara itu, kinerja impor tumbuh sebesar 44,44% (yoy), didorong pertumbuhan impor bahan baku dan barang modal yang masih positif. Hal tersebut mengindikasikan aktivitas produksi masih dapat berjalan dengan adaptasi protokol kesehatan yg ketat di tengah PPKM Level 4. (*)
Editor: Rezkiana Np