Jakarta – Tren bisnis menjadi semacam referensi bagi para pelaku usaha, terutama para pengusaha pemula. Hal itu yang terjadi di Indonesia.
Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegro mengatakan, kebanyakan pengusaha di Indonesia seringkali mengikuti tren bisnis yang sedang booming. Namun, ujar Bambang, hal ini ternyata membawa pengaruh negatif bagi kondisi ekonomi di sisi internal, karena dinilai terlalu ekstrim.
Bambang menambahkan, belajar dari jatuhnya harga komoditas, struktur ekonomi yang kuat di dalam diri suatu negara menjadi hal yang penting untuk dibangun.
“Kita harus jadi moderat, kalau ada suatu booming walau booming bagus, kalau down kita punya struktur ekonomi yang rapuh, begitu harga komoditas jatuh langsung collapse,” ujar Bambang saat memberikan keynote speech pada acara Info Bank Service Excellence Awards 2016 di Jakarta pada Kamis, 2 Juni 2016.
Negara Arab Saudi mislanya, lanjut Bambang, terlalu lama menikmati tingkat harga minyak yang tinggi. Saat ini, Arab Saudi sedang melakukan budget deficit karena rendahnya harga minyak, dan mereformasi struktur ekonominya.
“Sekarang Saudi sedang berusaha stay away dengan ketergantung migas. Ini sudah dilakukan Indonesia di tahun 80-an,” tambah dia.
Reformasi perpajakan di tahun 80-an ini menjadi titip awal pajak menjadi bagian penting penerimaan negara.
“Sebelumnya seolah-olah yang penting minyak. Kita beruntung kita berhasil lakukan diversifikasi ekonomi,” pungkas Bambang.(*)